Di bagian lain disebutkan pula: "Yang sekarang 2020-2021 sebagian besar karena homoseksual, kalau lesbian itu mungkin ada saja tapi kebanyakan penularan dari Homoseksual. ...."
Sampai sekarang belum ada laporan kasus HIV/AIDS pada lesbian (perempuan yang secara seksual tertarik dengan perempuan-pen.) dengan faktor risiko seks. Pada lesbian tidak ada seks penetrasi sehingga tidak ada risiko penularan HIV/AIDS pada lesbian dengan faktor risiko seks.
Baca juga: Kaitkan Lesbian Langsung dengan Penyebaran HIV/AIDS Adalah Hoax
Jika dilihat dari aspek epidemi HIV/AIDS kasus HIV/AIDS pada kalangan gay (laki-laki homoseksual) ada di terminal akhir karena gay tidak mempunyai istri.
Yang jadi persoalan besar adalah HIV/AIDS pada kalangan laki-laki heteroseksual karena mereka jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS secara horizontal di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Mengapa lebih banyak kasus terdeteksi pada kalangan gay dibandingkan dengan pada laki-laki heteroseksual?
Dalam banyak berita tentang HIV/AIDS yang selalu mengumbar homoseksual, dalam hal ini gay, sama sekali tidak ada jawaban yang realistis dari pertanyaan di atas.
Padahal, jawaban dari pertanyaan di atas akan memberikan gambaran yang nyata tentang kasus HIV/AIDS di masyarakat.
Penjangkauan terhadap gay jauh lebih mudah daripada kepada laki-laki heteroseksual karena gay mempunyai komunitas sedangkan laki-laki heteroseksual tidak mempunyai komunitas.
Dalam kehidupan sehari-hari tidak menunjukkan laki-laki heteroseksual tidak menunjukkan perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS, sedangkan gay langsung dikaitkan dengan seks anal yang selalu disebut perilaku seksual berisiko.
Padahal, seks anal jadi perilaku seksual berisiko jika dilakukan dengan kondisi yang menganal tidak memakai kondom.