Berita tentang 414 mahasiswa ber-KTP Bandung terlanjur menggemparkan, padahal itu data yang tidak akurat karena jumlah itu kumulatif selama 30 tahun
Berita tentang 414 mahasiswa Ber-KTP Bandung yang tertular HIV/AIDS menggemparkan yang juga jadi 'santapan' beberapa media untuk menjadikan isu itu sebagai berita yang sensasional bahkan bombastis (KBBI: banyak berjanji, tetapi tidak akan berbuat banyak; banyak menggunakan kata dan ucapan yang indah-indah serta muluk-muluk, tetapi tidak ada artinya; bersifat omong kosong; bermulut besar).
Misalnya, beberapa berita bicara tentang ciri-ciri dan gejala HIV/AIDS, tapi tidak ada penjelasan kapan ciri-ciri dan gejala tersebut terkait langsung dengan infeks HIV/AIDS!
Soalnya, semua ciri-ciri, tanda-tanda dan gejala-gejala yang disebut terkait dengan HIV/AIDS bisa terjadi, bahkan berulang kali, pada diri setiap orang yang sama sekali tidak tertular HIV/AIDS.
Maka, ketika menyampaikan informasi tentang ciri-ciri, tanda-tanda dan gejala-gejala yang disebut terkait dengan HIV/AIDS harus ada prakondisi yaitu pernah atau sering melakukan perilaku seksual dan nonseksual berisiko tinggi tertular HIV/AIDS, yaitu:
(1). Laki-laki dan perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral), di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom,
(2). Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral) dengan perempuan yang serng berganti-ganti pasangan, dalam hal ini pekerja seks komersial (PSK) langsung dan cewek prostitusi online, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom,
(3). Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks ana; dan seks oral) dengan waria. Sebuah studi di Kota Surabaya tahun 1990-an menunjukkan pelanggan waria kebanyak laki-laki beristri. Mereka jadi 'perempuan' ketika seks denga waria (ditempong), sedangkan waria jadi 'laki-laki' (menempong).
(4). Perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral) dengan gigolo dengan kondisi gigolo tidak memakai kondom.
Sedangkan perilaku nonseksual yang berisiko tertular HIV, yaitu: