Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Heteroseksual Bukan Faktor Pemicu Ratusan Kasus HIV/AIDS pada Mahasiswa di Bandung

28 Agustus 2022   07:00 Diperbarui: 28 Agustus 2022   06:59 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: yalemedicine.org)

Maka, banyak orang, termasuk ratusan mahasiswa dan suami di Kota Bandung termakan mitos ini. Mereka melakukan hubungan seksual dengan yang bukan PSK langsung tidak di lokaliasi pelacuran, tapi di kamar kos, rumah kontrakan, penginapan, losmen, hotel melati, hotel berbintang dan apartemen.

Kalau kemudian 'seks bebas' dimaksudkan sebagai zina, maka ini juga menyesatkan karena zina adalah sifat hubungan seksual yang tidak ada pengaruhnya terhadap penularan HIV/AIDS. Laki pula kalau betul zina penyebab HIV/AIDS, maka semua orang yang pernah berzina sudah mengidap HIV/AIDS. Faktanya tidak!

Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, pun angkat bicara: .... warga yang mengidap HIV/AIDS biasanya cenderung tertutup.

Pernyataan itu tidak akurat karena orang-orang yang terdeteksi HIV-positif melalui tes HIV yang sesuai dengan standar prosedur operasi tes HIV yang baku terbuka, terutama kepada staf di pelayanan medis karena terkait dengan pengobatan dan dukungan.

Bahkan, salah satu persyaratan sebelum tes HIV adalah mereka harus berikrar bahwa jika hasil tes positif, maka penularan HIV/AIDS akan mereka hentikan mulai dari mereka. Nah, di sinilah perlu pengobatan antiretroviral (ATR) sehingga mereka terbuka ke fasilitas layanan kesehatan (Fansyankes), seperti rumah sakit umum dareah (RSUD) dan Puskesman.

Odha (Orang dengan HIV/AIDS) tertutup adalah untuk menghindarkan stigma (cap buruk) dan diskriminasi (perlakuan berbeda) dari masyarakat, bahkan juga dari sebagian Fansyankes.

Di bagian lain disebutkan: Sebelumnya, tim pencegahan penyakit menular dan tidak menular Dinas Kesehatan Jawa Barat melakukan pemeriksaan secara acak pada Januari hingga Juni 2022.

Ini terkait dengan berita yang menggemparkan tentang ratusan mahasiswa ber-KTP Bandung tertular HIV/AIDS. Melihat pernyataan di atas ada kemungkinan yang dilakukan adalah survailans tes HIV yaitu untuk mendapatkan perbandingan yang positif HIV dan HIV-negatif pada kalangan tertentu dan pada waktu tertentu pula.

Jika ratusan mahasiswa itu terdeteksi HIV/AIDS melalui survailans tes HIV, tentulah angka itu tidak valid karena hasil tes pada survailans tes HIV harus dikonfirmsi dengan tes lain.

Jika benar itu hasil survailans tes HIV, maka yang lebih menghebohkan bukan jumlah mahasiswa yang disebut mengidapHIV/AIDS, tapi sumber datanya. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun