Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Heteroseksual Bukan Faktor Pemicu Ratusan Kasus HIV/AIDS pada Mahasiswa di Bandung

28 Agustus 2022   07:00 Diperbarui: 28 Agustus 2022   06:59 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: yalemedicine.org)

(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan. Tapi, sejak reformasi ada gerakan moral menutup semua lokalisasi pelacuran di Indonesia sehingga lokaliasi pelacuran pun sekarang pindah ke media sosial. Transaksi seks pun dilakukan melalui ponsel, sedangkan eksekuasinya dilakukan sembarang waktu dan di sembarang tempat. PSK langsung pun akhirnya 'ganti baju' jadi PSK tidak langsung.

(2). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, pemandu lagu, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, dan cewek PSK online. Transaksi seks terjadi melalui berbagai cara, antara lain melalui ponsel.

Itu artinya sekarang praktek pelacuran tidak bisa dijangkau karena ada di ranah privat. Di beberapa negara penjangkauan ke lokaliasi pelacuran bisa menurunkan insiden infeksi HIV baru melalui program kewajiban laki-laki memakai kondom setiap melakukan hubungan seksual.

Matriks. Perilaku seksual laki-laki berisiko tertular HIV/AIDS yang tidak terjangkau. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks. Perilaku seksual laki-laki berisiko tertular HIV/AIDS yang tidak terjangkau. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Sedangkan pernyataan yang menyebut risiko penularan HIV/AIDS melalui penggunaan (yang tepat adalah penyalahgunaan-pen) narkotika dengan jarum suntik juga tidak lengkap.

Risiko penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik pada penyalahgunaan Narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) harus ada syaratnya yaitu: pemakaian jarum untuk untuk menyuntikkan Narkoba harus dipakai secara bersama-sama dengan bergiliran. Artinya, kalau ada di antara mereka yang mengidap HIV/AIDS, maka darah yang mengandung HIV masuk ke jarum dan tabung. Penyalahguna berikutnya menyuntikkan jarum ke tubuhnya sehingga darah dalam jarum dan tabung masuk ke tubuh yang menyebabkan penularan HIV.

Kalau menyalahgunkan Narkoba biar pun dengan jarum suntik hanya sendirian, sampai kiamat pun tidak ada risiko penularan melalui jarum suntik yang dipakai.

Disebutkan dalam berita: Komisi Penanggulangan AIDS memberikan sosialisasi di tingkat kecamatan dan kelurahan yang dibantu beberapa pihak termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengurangi penularan HIV/AIDS.

Sosialiasi tentang HIV/AIDS sudah dilakukan sejak 40 tahun yang lalu di awal epidemi, tapi hasilnya nol besar karena materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS yang dipakai untuk sosialisasi selalu dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga fakta medis HIV/AIDS hilang. Yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah).

Baca juga: Ratusan Mahasiswa Bandung yang Tertular HIV/AIDS Karena Terperangkap Mitos

Misalnya, menyebut penularan HIV/AIDS karena 'seks bebas.' Sementara itu tidak jelas apa yang dimaksud dengan 'seks bebas.' Pada akhirnya 'seks bebas' mengacu ke hubungan seksual (zina) dengan PSK langsung di lokalisasi pelacuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun