Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ratusan Mahasiswa Bandung yang Tertular HIV/AIDS karena Terperangkap Mitos

27 Agustus 2022   03:38 Diperbarui: 27 Agustus 2022   03:41 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Situs https://hivaids-pimsindonesia.or.id/download (Dok Syaiful W. Harahap/Repro)

Itu artinya sekarang praktek pelacuran tidak bisa dijangkau karena ada di ranah privat. Di beberapa negara penjangkauan ke lokaliasi pelacuran bisa menurunkan insiden infeksi HIV melalui program kewajiban laki-laki memakai kondom setiap melakukan hubungan seksual.

Matriks. Perilaku seksual laki-laki berisiko tertular HIV/AIDS yang tidak terjangkau. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks. Perilaku seksual laki-laki berisiko tertular HIV/AIDS yang tidak terjangkau. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Informasi HIV/AIDS yang akurat dengan pijakan fakta medis terus disosialiasikan, celakanya di Indonesia komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga menenggelakan fakta medis tentang HIV/AIDS. Yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah).

Misalnya, mengaitkan 'seks bebas' sebagai penyebab HIV/AIDS. Ini salah satu kekeliruan besar dalam program penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia karena tidak jelas apa yang dimaksud dengan 'seks bebas.'

Baca juga: Mengapa Sebaiknya Kemenkes Tidak Lagi Menggunakan "Seks Bebas" terkait Penularan HIV/AIDS

Ujung-ujungnya 'seks bebas' dimaksudkan sebagai hubungan seksual dengan PSK di lokasi, tempat atau lokalisai pelacuran. Ini yang membuat celaka banyak orang, termasuk ratusan mahasiswa di Bandung.

Apalagi sekarang tidak ada lokalisasi pelacuran sehingga PSK yang ada adalah PSK tidak langsung yang dalam anggapan setengah orang melakukan hubungan seksual dengan PSK tidak langsung bukan 'seks bebas.'

Bisa jadi mahasiswa Bandung yang tertular HIV/AIDS melakukan hubungan seksual dengan PSK tidak langsung di kamar kos, penginapan, losmen, hotel melati, hotel berbintang atau apartemen.

Mereka berpijak pada anggapan bahwa melakukan hubungan seksual bukan dengan PSK di luar lokalisasi pelacuran tidak ada risiko tertular HIV/AIDS. Maka, hubungan seksual pun dilakukan di kamar kos, penginapan, losmen, hotel melati, hotel berbintang atau aparteme bukan 'seks bebas' sehingga tidak ada risiko penularan HIV/AIDS.

Ilustrasi: Situs https://hivaids-pimsindonesia.or.id/download (Dok Syaiful W. Harahap/Repro)
Ilustrasi: Situs https://hivaids-pimsindonesia.or.id/download (Dok Syaiful W. Harahap/Repro)

Celakanya, Kemenkes sendiri, seperti di situs https://hivaids-pimsindonesia.or.id/download, mempromosikan PENCEGAHAN PENULARAN HIV dengan ABCDE yaitu A -- ABSTINENCE -- Hindari Seks Bebas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun