Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus HIV/AIDS di Papua di Kalangan Usia Produktif Justru Realistis

28 Mei 2022   12:12 Diperbarui: 28 Mei 2022   12:21 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: gcene.com)

Hal itu terjadi karena mereka tidak pernah menerima informasi yang akurat tentang cara-cara mencegah penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual. Soalnya, selama ini materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS selalu dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah). 

Sedangkan fakta medis tentang HIV/AIDS, seperti cara-cara pencegahan yang realistis, tidak pernah sampai secara utuh.

Mitos yang beredar luas, misalnya, mengait-ngaitkan penularan HIV/AIDS dengan seks sebelum menikah, zina, selingkuh, melacur dan homoseksual. 

Padahal, risiko penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual terjadi bukan karena sifat hubungan seksual (seks sebelum menikah, zina, selingkuh, melacur dan homoseksual), tapi karena kondisi (saat terjadi) hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, yaitu salah satu atau kedua-duanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom (Lihat matriks).

Ilustrasi: Matriks sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan penularan HIV/AIDS (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Ilustrasi: Matriks sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan penularan HIV/AIDS (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Disebutkan pula: .... penularan HIV/AIDS pada perempuan cukup tinggi (papua.tribunnews.com, 27/5-2022). Sayangnya tidak ada penjelasan siapa perempuan yang dimaksud, apakah ibu rumah tangga? Selain itu juga tidak ada penjelasan faktor risiko penularan. Jika itu ibu rumah tangga, bagaimana dan mengapa mereka tertular HIV/AIDS?

Terkait dengan kasus HIV/AIDS pada perempuan, dr Beeri mengatakan: Hal ini perlu dihindari lantaran ibu-ibu yang nantinya melahirkan generasi emas Papua. "Ini krusial dan harus kita perhatikan kedepannya, karena generasi emas Papua sesuai visi Gubernur harus dijaga."

Pertanyaannya: Apa langkah konkret Pemprov Papua dan pemerintah kabupaten dan kota di Papua untuk menanggulangi HIV/AIDS?

Di Papua sudah ada Perda AIDS yaitu: Provinsi Papua, Kabupaten: Nabire, Merauke, Jayapura, Puncak Jaya, Biak Numfor, Mimika, serta Kota: Jayapura. Tapi, Perda-perda ini tidak jalan karena tidak menukik ka akar persoalan terkait dengan insiden infeksi HIV baru di hulu yaitu penularan HIV dari PSK ke laki-laki.

Baca juga: Eufemisme dalam Perda AIDS Prov Papua

Paling tidak ada lima pintu masuk HIV/AIDS ke Papua, celakanya dalam Perda-perda itu tidak ada pasal yang menyasar 'pintu masuk' tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun