Sudah jadi rahasia umum di lingkungan pelacuran kalau laki-laki selalu menolak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan PSK
"Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Sumbar mengedukasi PSK untuk mencegah penularan HIV-Aids." Pernyataan ini ada dalam berita "Pencegahan Penularan HIV-Aids Paling Sulit pada Kaum Homoseksual" (sumbar.jpnn.com, 14/5-2022).
Bertolak dari pernyataan itu, rupanya ada (juga) praktek pelacuran di Sumatera Barat (Sumbar). Hanya saja seperti di daerah lain tidak dilokalisir karena sejak reformasi semua lokalisasi dan resosialisasi pelacuran ditutup.
Baca juga: AIDS di Sumatera Barat Tergantung pada Perilaku Seksual Penduduk
Dalam berita tidak ada penjelasan tentang 'mencegah penularan HIV-Aids' terkait dengan mengedukasi PSK.
Yang ada hanya ini: Ketua Pengurus Daerah PKBI Sumbar Aladin menjelaskan pihaknya mengambil langkah pencegahan HIV-Aids dengan melakukan Priority Intelligence Requirements (PIR) Educator.
Laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, 30 September 2021, menunjukkan dari tahun 1987 sampai 30 Juni 2021 jumlah kasus HIV/AIDS di Sumbar sebanyak 6.601 yang terdiri atas 4.206 HIV dan 2.395 AIDS.
Namun, perlu diingat bahwa jumlah yang dilaporkan ini (6.601) hanya sebagian kecil dari kasus yang ada di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Kasus yang dilaporkan (6.601) digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunug es di bawah permukaan air laut (Lihat gambar).