Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengkritisi 3 Langkah Penanggulangan HIV/AIDS ala Pemprov DKI Jakarta

14 Mei 2022   04:45 Diperbarui: 14 Mei 2022   04:56 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: Menyoal Pencegahan dan Penanggulangan AIDS di Jakarta

Sejatinya penanggulangan HIV/AIDS lebih diutamakan di hulu yaitu menurunkan, sekali lagi hanya bisa menurukan karena menghentikan adalah hal yang mustahil, insiden infeksi HIV baru, terutam pada laki-laki dewasa, melalui hubungan seksua dengan pekerja seks komersial (PSK).

Sekarang praktek PSK tidak dilokalisir sehingga tidak bisa dijangkau untuk melakukan advokasi dan sosialisasi agar laki-laki selalu memakai kondom setiap melakukan hubungan seksual dengan PSK. Kondisinya sekarang kian runyam karena transaksi seks dilakukan melalui media sosial, sedangkan eksekusi dilakukan di sembarang waktu dan tempat. Ini jelas tidak bisa dijangkau.

Kalau saja Pemprov DKI Jakarta lebih arif dan bijaksana, maka langkah di hilir adalah mendeteksi kasus HIV/AIDS di masyarakat. Soalnya, epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es yaitu jumlah kasus yang dilaporkan digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi digambarkan sebabagi bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (lihat gambar).

Fenomena Gunung Es pada epidemic HIV/AIDS (Foto: Dok/Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Fenomena Gunung Es pada epidemic HIV/AIDS (Foto: Dok/Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Salah satu langkah yang konkret adalah mewajibkan suami perempuan hamil menjalani tes HIV sukarela. Dengan langkah ini mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat melalui hubung seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, bisa diputus.

Pintu Masuk HIV/AIDS ke Masyarakat DKI Jakarta

Dari tiga langkah penanggulangan HIV/AIDS tersebut sama sekali tidak menutup pintu masuk HIV/AIDS melalui hubungan seksual, yaitu:

(1). Laki-laki dan perempuan dewasa heteroseksual (secara seksual tertarik dengan lawan jenis) yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom, di dalam nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu dari pasangan tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS;

Pertanyaannya: Apa cara yang bisa dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mencegah risiko penularan HIV/AIDS melalui perilaku nomor 1 ini?

(2). Laki-laki dan perempuan dewasa heteroseksual (secara seksual tertarik dengan lawan jenis) yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom, di luar nikah, seperti perselingkuhan, dll., dengan pasangan yang berganti-ganti karena bisa saja salah satu dari pasangan tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun