Pada tahun 2050 emisi nol sudah tercapai dengan catatan semua negara menerapkan berbagai kebijakan di berbagai sektor terkait dengan Net-Zero Emission (NZE) - emisi nol bersih, yaitu pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), menurunkan intensitas energi (efisiensi energi), Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Jika dunia ditargetkan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, Indonesia sendiri menargetkan NZE selambat-lambatnya bisa dicapai pada tahun 2060.
Tentu saja untuk mencapai NZE tidak semudah membalikkan telapak tangan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti biaya, teknologi dan sumber daya manusia (SDM). Tapi, perlu diingat salah satu faktor yang sangat penting dalam mewjudkan NZE adalah kesediaan masyarakat dunia untuk beralih ke teknologi dan produk-produk ramah lingkungan yang juga dikenal sebagai energi hijau.
Di tingkat pemerintahan NZE tergantung pada pemakaian batu bara, terutama untuk pembangkit listrik, penggunaan minyak bumi yang berasal dari fosil yang dikenal sebagai bahan bakar minyak (BBM) dan gas. Mendukung sumber energi bersih melalui BBM nonfosil yaitu angin, matahari, panas bumi, dan proyek pembangkit listrik tenaga air serta energi biomassa.
Uni Eropa sudah mematok tahun 2030 tidak akan mengizinkan kendaraan bermotor, seperti motor, mobil, bus dan truk memakai BBM dengan beralih ke tenaga listrik dalam hal ini baterai (alat untuk menyimpan dan membangkitkan aliran listrik). Maka, yang diperbanyak bukan lagi SPBU, tapi pusat-pasat pengisian baterai (charger).
Pengalihan BBM ke tenaga listrik dari aspek ekonomi menguntungkan bagi warga dan pemerintah. Pada gilirannya secara ekonomis akan meningkatkan pendapatan per kapita warga dan menyehatkan perekonomian negara.
Pertanyaannya kemudian adalah: Apakah dunia bisa mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050?
Ada studi yang menunjukkan hal itu bisa tercapai dengan berbagai perubahsan yang sangat mendasar, terutama komitmen pemerintah dan kesiapan warga dunia menghadapi perubahan global dalam pemakaian energi.
Langkah kecil yang merupakan lompatan besar ke depan antara lain mengurangi emisi CO2 ke atmosfer dengan tidak memakai peralatan yang mengeluarkan gas CO2. Hal ini akan menahan laju pemanasan global sampai 1,5 derajat Celsius sehingga dunia terhindar dari gelombang panas ekstrem, kekeringan dan banjir.