Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjaga Kebugaran di Masa Pandemi untuk Kualitas Hidup yang Bahagia

17 Desember 2020   04:04 Diperbarui: 17 Desember 2020   04:54 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda dunia berdampak langsung kepada kesehatan (health) dan kebugaran (fitness) karena pembatasan pergerakan manusia melalui work from home (WFH/kerja dari rumah) dan lockdown (penguncian) yang di Indonesia disebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Stay at Home atau Di Rumah Aja sebagai bagian dari upaya mencegah penularan virus corona membuat pergerakan fisik terbatas. Untuk itulah diperlukan langkah-langkah yang revolusioner agar kesehatan dan kebugaran tetap terjaga di masa pandemi ketika kegiatan berpusat di rumah. Hal ini jadi penting karena erat kaitannya dengan kondisi fisik dan psikologis.

Sebagai bagian dari upaya menyebarluaskan informasi tentang lingkungan hidup dan kesehatan yang akurat melalui platform media sosial Danone Indonesia melatih blogger dan vlogger bersama Kompasiana. Arief Mujahidin, Corporate Communications Director - Danone Indonesia, dalam berbagai kesempatan mengatakan pelatihan blogger dan vlogger untuk meningkatkan pengetahuan agar blogger dan vlogger bisa membedakan hoaks dan fakta terkait dengan lingkungan hidup dan kesehatan.

1. Gaya Hidup Sehat Agar Gerakan Fisik Tetap Terjaga

Arief bertolak dari realitas tentang adanya informasi lingkungan hidup dan kesehatan yang tidak akurat alias hoaks, maka alumni DBA dan DVA dilatih untuk menyebarluaskan informasi yang komprehensif tentang lingkungan hidup dan kesehatan.

Danone Blogger Academy (DBA) sudah dilakukan tiga angkatan yaitu 2017, 2018 dan 2019 dengan peserta setiap angkatan 20 blogger. Sedangkan Danone Vlogger Academy (DVA) baru dilakukan satu kali.

Sedianya tahun ini komitmen Danone Indonesia untuk melatih blogger dan vlogger akan dilanjutkan, tapi itu dia karena pandemi akademi tidak bisa dijalankan. Untuk itulah Danone Indonesia menyelenggarakan Danone Reunite 2020 bersama DBA 1, 2 dan 3 serta DVA melalui acara webinar via zoom atau YouTube LiveStreaming bertajuk "Let's Reunite 2020", 11 Desember 2020.

Dok Kompasiana
Dok Kompasiana
Melalui webinar, dengan tagar #Danone Reunite, alumni DBA dan DVA ditantang untuk menulis dan menyebarluaskan informasi tentang lingkungan hidup dan kesehatan terkait dengan pandemi virus corona. Dalam webinar ada tiga pembicara yaitu Wakil Pimpinan Redaksi Kompas, Paulus Tri Agung Kristanto, dengan materi "Kemampuan Berpikir Kritis yang Wajib Kamu Kembangkan", dr. Muhammad Soffiudin, M.KK, M.KKK, Occupational Health Leader Danone Indonesia, dengan materi "Revolusi Gaya Hidup Sehat di Tengah Pandemi", serta Instagram Expert, Niko Julius, dengan materi "Membuat Infografis yang Menarik Untuk Kontenmu". Webinar dipandu oleh Yosh Aditya sebagai host.

Salah satu dampak WFH adalah kebanyakan duduk terutama di depan computer, kemudian selonjor atau berbaring dengan ponsel. Ini membaut seseorang jadi 'mager' (malas gerak) yang tidak mendukung kesehatan dan kebugaran.

Dalam kaitan inilah harapan Arief agar blogger dan vlogger menyebarluaskan informasi tentang gaya hidup sehat di tengah pandemi. Berbagai penelitian menunjukkan terlalu banyak duduk atau mager dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti serangan jantung dan stroke, dan lain-lain.

Dalam kaitan untuk menghindarkan penyakit karena mager, dr Muhammad Soffiudin, MKK, MKKK, yang akrab disapa dr Soffi, menyebutkan gaya hidup sehat sebagai upaya agar gerakan fisik tetap terjaga. Dalam kaitan ini dr Soffi mengatakan diperlukan revolusi (gaya) hidup sehat. Dalam hal ini ada tiga hal terkait dengan gaya hidup sehat, yaitu aktivitas fisik, nutrisi, dan kesehatan mental.

"Dengan menjaga fisik melalui gaya hidup sehat bisa terhindar dari berbagai penyakit seperti obesitas, darah tinggi, pengeroposan tulang, kolesterol, dan lain sebagainya," kata dr Soffi.

2. Exercise yang Mengikuti Kemampuan

Aktivitas fisik (exercise) adalah setiap gerakan yang dihasilkan otot yang memerlukan pengeluaran energi yang dilakukan dengan aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur dengan gerakan tubuh berulang-ulang yang bertujuan untuk kebugaran jasmani, seperti jogging, bersepeda, berenang, dan lain-lain.

Sedangkan kegiatan keseharian, seperti pekerjaan rumah tangga menyapu, mengepel, mencuci motor, mencuci mobil, dan lain-lain tidak termasuk aktivitas fisik untuk kebugaran karena kegiatan ini dikategorikan sebagai non-exercise physical activity (NEPA).

Exercise bertujuan untuk meningkatkan keluaran kalori harian, meningkatkan kebugaran, meningkatkan imunitas dan meningkatkan kebahagian. Sedangkan NEPA biar pun meningkatkan keluaran kalori harian tapi hanya sebagai bagian dari menurunkan berat badan.

Namun, perlu juga diperhatikan agar exercise dilakukan dengan memperhatikan kemampuan fisik. Dalam bahasa dr Soffi exercise yang mengikuti kemampuan bukan sebaliknya. Exercise sebaiknya dilakukan step by step sesuai dengan kondisi dan kemapuan fisik.

Yang perlu diingat selama pandemi jika exercise dilakukan di luar rumah agar tetap mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu selalu memakai masker, menjaga jarak fisik, dan sering mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

3. Hindari Diet yang Ekstrem

Yang perlu diingat juga, menurut dr Soffi, menjaga aktivitas fisik tidak hanya soal mager dan jarang melakukan kegiatan olah raga, tapi juga istirahat. "Jangan lupa tidur yang cukup dan berkualitas, selama 7 hingga 9 jam. Hindari juga bermain HP sebelum tidur," kata dr Soffi mengingatkan. Peringatan dr Soffi ini jadi penting karena tidak bisa dipungkiri sekarang banyak orang yang tidak bisa lepas dari HP.

Dok Kompasiana
Dok Kompasiana
Karena keterbatasan pergerakan di masa pandemi, maka diingatkan bahwa maksimal waktu total duduk yang ditoleransi yaitu enam sampai delapan jam per hari. Agar kondisi fisik tetap terjaga maka setiap 30 atau 90 menit harus diselingi dengan gerakan-gerakan, seperti berdiri, berjalan, stretching , atau aktivitas lain yang menggerakan tubuh sekitar lima menit.

Selain menjaga kondisi fisik, dr Soffi juga mengingatkan bahwa perlu juga asupan nutrisi dengan makan makanan bergizi seimbang, dalam porsi yang cukup yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta mineral. Hindari juga diet yang ekstrem. Aspek hidrasi juga jadi penting karena air dibutuhkan oleh tubuh sehingga perlu memperhatikan kualitas air minum.

Makanan dengan gizi seimbang jadi penting karena terkait dengan kondisi yang kurang gerak. Jika makanan yang dikonsumsi selama pandemi tidak seimbang, maka hal itu akan menimbulkan persoalan baru bagi kesehatan yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas hidup di masa pandemi.

Setelah aktivitas fisik dan nutrisi terjaga, maka yang tidak kalah pentingnya, seperti diingatkan dr Soffi adalah  menjaga kesehatan mental. Hal ini jadi penting, terutama di masa pandemi, karena stres dapat menurunkan imunitas yang membuat tubuh mudah terinfeksi atau tertular penyakit.

Di masa pandemi diperlukan imunitas tubuh yang prima yang bisa dicapai dengan aktivitas fisik, asupan nutrisi yang seimbang dan menjaga kesehatan mental. Maka, stay positive dan stay optimist bagi DBA dan DVA tebar dan sebarkan aura positif hindari hoaks. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun