Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kembalikan Nama Jalan Diponegoro di Jalur Pansela

6 Oktober 2019   20:26 Diperbarui: 6 Oktober 2019   20:40 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perang Djawa merupakan salah satu perang dahsyat yang dialami Belanda. Perang ini menewaskan 200.000 pribumi, sedangkan di pihak Belanda 8.000 prajurit Eropa dan 7.000 prajurit yang direktur Belanda dari berbagai daerah di Nusantara tewas. Belanda pun menanggung rugi 20 juta gulden.

Jalan Daendels sudah jadi urat nadi perekonomian daerah-daerah yang dilalui jalan ini. Apalagi setelah pemerintah menjadika jalur Pansela sebagai jalur alternatif mudik mulai dari Jawa Barat -- Jawa Tengah -- Jawa Timur.

Jalur ini akan lebih maju lagi setelah Bandara YIA beroperasi penuh karena daerah-daerah sekitar akan jadi tempat transit dari Bandara ke objek-objek wisata di Jawa Tengah dan DIY. Begitu juga sebaliknya.

Agaknya, Belanda ingin menghilangkan citra kepahlawanan Pangeran Diponegoro yang berjuang melawan kolonial dengan menghilangkan jejak Diponegoro. Ini merupakan akal busuk Belanda untuk melemahkan semangat pengikut Diponegoro yang terus melancarkan perang gerilya.

Dari pemaparan di atas pun tidak ada alasan untuk mengganti nama Jalan Diponegoro jadi Jalan Daendels karena jalan Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels pun tidak disebut Jalan Daendels, tapi Jalan Raya Pos.

Maka, sudah saatnya nama jalan itu dikembalikan ke nama yang berbau kepahlawanan nasional yaitu Jalan Diponegoro (dari berbagai sumber). *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun