Tidak semua nama tokoh dan pahlawan dikenal luas, apalagi hanya tokoh lokal. Mengharga tokoh dan pahlawan dengan memberi nama mereka pada bandara sah-sah saja, tapi apakah gaungnya mendunia?
Tunku Abdul Rahman yang dikenal luas sebagai Perdana Menteri Malaysia pertama tidak dipakai jadi nama bandara internasional di Kuala Lumpur. Malaysia justru memakai nama ibu kota untuk nama bandar udara mereka yaitu Kuala Lumpur International Airport dengan singkatan KLIA. Orang Malaysia sangat bangga menyebut bandara ini dengan ucapan ki-el-ai-e.
Pemprov Sumbar memilih nama Minangkabau International Airport (MIA) sebagai nama bandara baru di Padang. Nama ini antropologis dan dikenal dalam khasanah ilmu pengetahuan.Â
Celakanya, nama Bandara Internasional Lombok akan diganti dengan nama tokoh lokal. Padahal, Lombok terkait dengan geografis dan antropologis yang dikenal luas. Apakah nama yang diusulkan bernuansas global?
Tidak banyak nama tokoh yang diabadikan jadi nama bandara di dunia. Yang terkenal adalah Bandara Charles de Gaulle (CDG) di Paris, Perancis dan Bandara John F. Kennedy (JFK) di New York AS. Nama Perdana Menteri Inggris Winston Churchill yang terkenal di dunia terutama pada Perang Dunia II tapi tidak dijadikan nama bandara di Inggris.
Tentu saja banyak negara yang memperhitungkan implikasi pemberian nama dengan memakai nama tokoh atau pahlawan negara mereka secara global.
Dalam dua artikel terdahulu penulis mengusulkan nama bandara di Yogyakarta adalah Jogjakarta International Airport yang disingkat JIA. Tapi, Ngarso Dalem (Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X), seperti dikatakan Menhub Budi Karya Sumadi, menyarankan nama bandara baru di Kulon Progo sebaga Yogyakarta International Airport (YIA) (finance.detik.com, 24/4-2019).
Tidak bisa dibayangkan kalau saja nama bandara itu memakai nama tokoh lokal yang sama sekali tidak dikenal luas di internasional. Yogyakarta tentu saja dikenal luas karena merupakan daerah tujuan wisata (DTW) utama setelah Bali. Sayang, bandara di Bali pun tidak memakai nama geografis yang dikenal secara global. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H