Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Hari Pers Nasional: Menagih Peran Aktif Media dalam Penanggulangan AIDS

9 Februari 2019   04:37 Diperbarui: 9 Februari 2019   07:15 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Baca juga: Kaitkan Lesbian Langsung dengan Penyebaran HIV/AIDS Adalah Hoax]

Sangat disayangkan peran media (pers) tidak optimal dalam mendukung penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Padahal, Thailand sudah membuktikan penyebaran (sosialisasi) informasi HIV/AIDS yang akurat melalui media massa menggerakkan masyarakat untuk aktif dalam menanggulangi HIV/AIDS.

[Baca juga: Menggugat Peran Pers Nasional dalam Penanggulangan AIDS di Indonesia]

Thailand menjalankan lima program dengan skala nasional secara simultan. Dar lima program tsb. yang paling atas adalah sosialisasi informasi HIV/AIDS melalui media massa (Integration of AIDS into National Development Planning, The Case of Thailand, Thamarak Karnpisit, UNAIDS, Desember 2000).

Yang bikin runyam di Indonesia al. adalah narasumber berita HIV/AIDS, seperti kementerian, dinas kesehatan, LSM, aktivis AIDS, dll. justru mengedepankan mitos. Celakanya, media pun jarang yang mencari narasumber yang kompeten dengan informasi yang akurat.

Sebagian media menjadikan isu HIV/AIDS sebagai berita yang sensasional dan bombastis. Lihat saja menjelang perayaan pergantian tahun dan jelang Hari Valentine ada saja media yang menjadikan penjualan kondom sebagai isu yang sensasional.

Padahal, dari aspek kesehatan masyarakat memakai kondom adalah langka konkret untuk meredam penyebaran IMS [infeksi menular seksual yang lebih dikenal sebagai 'penyakit kelamin', yaitu kencing nanah (GO), raja singa (sifilis), herpes genitalis, virus hepatitis B, klamidia, jengger ayam, virus  kanker serviks, dll.].

[Baca juga: Kian Banyak "Penyakit Kelamin" yang Ditularkan di Bawah Selimut]

Pemakaian kondom pada hubungan seksual yang berisiko yaitu hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan yang sering ganti-ganti pasangan memutus mata rantai penyebaran IMS dan HIV/AIDS di masyarakat. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun