Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Edukasi Mitigasi Bencana Jangan Abaikan Informasi Penyebab Bencana

25 Januari 2019   15:17 Diperbarui: 25 Januari 2019   15:30 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Warga berada di antara kayu yang terbawa arus sungai pascabanjir bandang di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal, Sumatra Utara (13/10-2018). [Sumber: kalbarupdates.com/ANTARA/Holik Mandailing]

Tapi, ketika punggung gunung dan pegunungan sudah tandus dan tebing tanpa aur air hujan pun jadi run off sebagai air permukaan.  Karena lereng sudah jadi areal terbuka air hujan tidak lagi dihadang daun tanaman sehingga air tidak masuk ke tanah. Ari permukaan pun mengalir deras menerjang semua rintangan yang ada di aliran air.

Ilustrasi: Permukiman warga di lereng Merapi yang rawan longsor (Sumber: Ragil Ajiyanto/detikcom)
Ilustrasi: Permukiman warga di lereng Merapi yang rawan longsor (Sumber: Ragil Ajiyanto/detikcom)
Dengan memberikan informasi tentang latar belakang bencana diharapkan masyarakat juga bisa menimbang-nimbang untung rugi membabat hutan pada lereng di atas kemiringan 30 derajat. Hasil pertanaian membangun rumah, tapi ketika banjir bandang rumah hanyut dan permukinan pun rata dengan tanah.

Selain itu pemerintah daerah pun, ini era Otonomi Daerah (Otda), diharapkan membuat regulasi dengan penegakan hukum yang ketat. Setiap ada bencana selalu jadi urusan Pusat, padahal ini era Otda dan izin pengelolaan lahan ada di daerah. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun