[Baca juga: LGBT Sebagai Orientasi Seksual Ada di Alam Pikiran]
Yang dikhawatirkan warga akan bertindak hanya bedasarkan ciri-ciri yang mereka asosiasikan dengan ukuran moralitas mereka sebagai LGBT. Ini yang membuat persoalan jad kisruh.
Pertanyaan yang sangat mendasar adalah: Apakah Pemkot Depok bisa menjamin bahwa 100 persen warganya, terutama laki-laki dewasa, tidak ada yang melakukan perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS?
Perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS, al.:
(1). Laki-laki dewasa heteroseksual yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam nikah (kawin-cerai) dan di luar nikah (selingkuh, dll.) dengan perempuan yang berganti-ganti di wilayah Kota Depok, di luar wilayah Kota Depok atau di luar negeri.
(2). Perempuan dewasa heteroseksual yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual dengan kondisi laki-laki tidak kondom, di dalam nikah (kawin-cerai) dan di luar nikah (selingkuh, dll.) dengan laki-laki yang berganti-ganti di wilayah Kota Depok, di luar wilayah Kota Depok atau di luar negeri.
(3). Laki-laki dewasa heteroseksual yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK) di wilayah Kota Depok, di luar wilayah Kota Depok atau di luar negeri. Â
PSK sendiri dikenal dua tipe, yaitu:
(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan, dan
(2). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek online, dll.