Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Lagi-lagi Plagiat, Quo Vadis Moralitas "Anak Kampus"

16 Desember 2018   12:32 Diperbarui: 16 Desember 2018   12:44 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
Lagi-lagi kutipan ini persis sama dengan alinea pada artikel saya di kompasiana.com/infokespro "Lindungi Odha, Bagaimana dengan Pencegahan Insiden Infeksi HIV Baru?". Sayang, artikel di "wartasulsel.net" sudah tidak ada.

Sebelumnya saya kirim e-mail ke redaksi dua media online tsb. (makassar.terkini.id dan wartasulsel.net) mempertanyakan kutipan alinea. Redaksi dua media online ini membalas e-mail saya. Sedangkan ke redaksi rmoljateng.com tidak bisa saya kirim e-mail karena tidak ada alamat kantor dan e-mail media ini. E-mail kemudian saya kirim ke Kepala UPT Pusat Humas Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Yang membuat saya kian yakin adalah dalam tiga artikel ini kutipannya sama dan di-posting setahun setelah posting-an saya di kompasiana.com/infokespro.

Temuan plagiat mahasiswa Unnes dan mahasiswa Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Sulselbar menambah panjang kasus plagiat yang mengutip artikel saya tanpa menyebut sumber.

Nur Arif Sugandi yang mengirim naskah plagiat ke Harian "Radar Lampung" tidak membalas surat protes yang saya kirim ke ybs. dan media yang memuat tulisan tsb. Tulisan saya dimuat di Harian "Indo Pos" Jakarta, 1 Desember 2003 dan Harian "Radar Sulteng", Palu, 2 Desember 2003 dengan judul "Diskriminasi terhadap Pengidap HIV" di-plagiat oleh ybs dan dimuat di Harian "Radar Lampung", Opini, 1 Desember 2007 dengan judul "Diskriminasi terhadap Pengidap AIDS". Sampai hari ini ybs. tidak pernah menghubungi saya. Surat protes saya kirim ke ybs. melalui redaksi dengan tembusan ke redaksi koran tsb.

Di rubrik OPINI Harian "Lampung Post" edisi 1 Desember 2007 ada juga ada artikel berjudul yang  persis sama dengan artikel saya di Harian "Pontianak Post" edisi 1 Desember 2003. Artikel di 'Lampung Post' ditulis oleh seorang mahasiswi salah satu PTN di Lampung. Surat protes saya dibalas oleh orang tua mahasiswi itu berupa permintaan maaf di atas meterai Rp 6.000.

Sangat disayangkan mahasiswa mengutip alinea dari artikel orang lain tanpa menyebut sumber dengan jelas. Adalah lebih mulia menyebut sumber daripada mengutip tanpa menyebut sumber apalagi bagi akademisi. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun