Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Sukoharjo, Menyangkal Heteroseksual dan Menghujat Homoseksual

26 November 2018   14:38 Diperbarui: 27 November 2018   06:56 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: darkroom.baltimoresun.com)

Terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS tidak ada 'seks menyimpang' yang ada adalah seks berisiko yaitu hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal, dan seks oral) di dalam dan di luar nikah dengan kondisi laki-laki atau salah satu pasangan tidak memakai kondom.

Apakah laki-laki bersuami yang melacur bukan 'perilaku seks menyimpang'? Perilaku ini jelas melawan hukum dan norma sosial, agama dan hukum.

Lima ibu rumah tangga yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS merupakan bagian dari perilaku suami yang 'menyimpang' dari norma, agama dan hukum yaitu mereka seks tanpa kondom dengan perempuan yang berganti-ganti atau dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK) di Sukoharjo atau di luar Sukoharjo.

Di bagian lain Subandi mengatakan: "Tren peningkatan angka kasus dari tahun ke tahun di Kabupaten Sukoharjo berubah-ubah, Pada tahun 2010 didominasi pemakai NAPZA suntik, tahun 2012 didominasi oleh pekerja seks, Tahun 2014 Ibu rumah tangga, dan hingga saat ini homoseksual menjadi penularan terbanyak."

Kasus banyak terdeteksi pada penyalah guna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) dengan jarum suntik secara bersama-sama dengan bergantian jarum karena mereka diwajibkan tes HIV ketika hendak mengikuti rehabilitasi.

Kasus HIV/AIDS pada pekerja seks justru terkait erat dengan penduduk laki-laki karena laki-laki yang menularkan HIV ke pekerja seks dan sebaliknya ada pula laki-laki yang tertular HIV dari pekerja seks.

Dalam kehidupan sehari-hari laki-laki yang menularkan HIV ke pekerja seks dan laki-laki yang tertular HIV dari PSK bisa sebagai suami sehingga mereka jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Maka, adalah hal yang logis ketika di Sukoharjo banyak terdeteksi ibu rumah tanga yang mengidap HIV/AIDS.

Disebutkan pula bahwa: Hal ini (kasus HIV/AIDS-pen.) tentu saja mengagetkan banyak pihak, mengingat sosialisasi yang dilakukan Pemkab Sukoharjo beserta stakeholder sudah gencar dilakukan.

Persoalannya adalah materi sosialisasi, seperti cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS, dibalut dengan norma, moral dan agama sehingga fakta medis tentang HIV/AIDS hilang sedangkan yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah). Misalnya, mengaitkan penularan HIV dengan pekerja seks di lokalisasi pelacuran. Padahal, pekerja seks tidak hanya di lokalisasi pelacuran tapi juga di banyak tempat dan transaksi seks terjadi melalui berbagai modus, bahkan melalui media sosial.

Disebutkan bahwa Subandi berharap tidak ada lagi orang yang terkena virus HIV/AIDS .... Persoalannya adalah apa program konkret yang dijalankan oleh Dinkes Sukoharjo untuk mencegah penularan HIV terhadap warga Sukoharjo?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun