Lebih lanjut dijelaskan bahwa sejumlah faktor gaya hidup mendorong kelahiran prematur.
"Di sini di Tasmania kami memiliki populasi yang masih memiliki tingkat merokok yang tinggi dan juga obesitas pada kehamilan," kata Lindsay Edwards dari Aliansi Pencegahan Kelahiran Prematur Australia (APBPA).
Bagaimana dengan Indonesia?
Dokter Putri mengutip Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Kemenkes RI tahun 2013 yang menunjukkan 37,1 persen ibu hamil menderita anemia yaitu kadar Hb di bawah 11,0 gram/dl. Proporsi kasus di kawasan perkotaan dan pedesaan yang hampir sama yaitu 36,4 persen di perkotaan dan 37,8 persen di pedesaan.
Joana Alexandara, selebriti, misalnya, tiga anaknya lahir normal tapi anak keempat justru lahir prematur. Joana mengaku bingung dan pada awalnya tidak siap menghadapi kenyataan tersebut.
Persoalan anak lahir prematur adalah upaya menangani anak tersebut. Dr Putri mengatakan bahwa penanganan anak yang lahir prematur sangat rumit dan kompleks karena ada risiko besar yang dihadapi anak yang lahir prematur di awal kehidupan. Penanganan baru menghadapi masalah setelah bayi di rumah karena selama di rumah sakti bayi prematur ditangani dokter.
Maka, ketika seorang bayi lahir prematur dengan kondisi tubuh yang belum optimal diperlukan penanganan yang khusus dengan pemenuhan nutrisi.
"Salah satu hal yang penting dilakukan adalah pemberian nutrisi untuk mengejar ketinggalan tumbuh kembang anak selama periode emas 1000 HPK," kata dr Putri.
Dengan pemberian nutrisi dan pengasuhan yang benar anak-anak yang lahir prematur tetap bisa berkembang dengan baik. Seperti yang dialami oleh Yanne Sukmadewi, General Counsel Corporate for Legal Advisory and Compliance Danone Indonesia yang lahir prematur ini.
Prestasi akademiknya sejak SD sampai pasca sarjana membuktikan penanganan yang tepat tidak menghalangi tumbuh kembang anak yang lahir prematur. Yang penting diingat oleh para 'moms' (ibu-ibu) adalah "Jangan pernah patah semangat mengasuh anak lahir prematur," kata Yanne.