Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ikan (Akan) Jadi Pemicu Perang di Masa Depan

8 November 2018   13:03 Diperbarui: 8 November 2018   13:26 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan, menurut Bergenas, Cina,  akan terus menggunakan kekuatan militer, diplomatik dan ekonomi untuk mendapatkan akses ke perairan yang penuh dengan stok ikan.

Memang, banyak negara yang sudah menerapkan batas perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yaitu 200 mil laut dari pulau terluar. Seperti dikatakan oleh Bergenas, saat ini lebih 70 peraturan internasional menyangkut laut, tapi terganjal penegakan hukum.

Biar pun ada ZEE ada masalah bagi beberapa negara terkait peralatan. Radar bisa menjangka 12 dari darat ke laut. Dengan kekuatan ini diperlukan beberapa hari untuk menjelajah ZEE. Sementara itu kapal pencuri ikan lari dengan kecepatan antara 12-15 knot/jam. Itu artinya ketika radar menjelajah kapal pencuri ikan sudah kabur ke laut bebas.

Langkah Pemerintah Indonesia menamai laut di utara Kep Natuna sebagai wilayah ZEE sebagai Laut Natuna Utara mempertegas kekuasaan Indonesia terhadap perairan laut itu. Penamaan ini diprotes Cina, tapi Indonesia bersikukuh karena itu wilayah teritorial Indonesia yang diakui dunia.

[Baca juga: Ancaman Tiongkok terhadap Laut Natuna Kian Nyata dan Beijing Keberatan dengan Pemberian Nama "Laut Natuna Utara"]

Maka, bagi yang mengusik Menteri Susi karena kebijakannya yang ketat mulailah berkaca diri karena hal itu merupakan langkah awal untuk menyelamatkan Indonesia jika kelak terjadi perang karena memperebutkan (cadangan) ikan. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun