Jawaban Anies tentang alasannya menolak tawaran jadi cawapres Prabowo dan Capres koalisi PKB, PAN dan PKS terkait dengan tanggungjawabnya sebagai gubernur yang dipilih oleh warga DKI Jakarta. Itu artinya Anies mengemban tanggung jawab memperbaiki Jakarta sebagai 'pekerjaan rumah'. Dan setahun kepemimpinannya, sudah ada sebagian yang bisa dicatat, meski, tentu ada yang masih berlangsung dan untuk dituntaskan.
Dengan kondisi konstelasi politik jelang Pilpres 2019 adalah pilihan terbaik yang dilihat Anies untuk bekerja menyelesaikan 'pekerjaan rumah' sebagai 'modal' untuk melangkah di masa depan.
Maka, jika Anies memang memasang kuda-kuda untuk bertarung di Pilpres 2024 tentulah  janji Anies untuk perbaikan Jakarta sudah tuntas sebelum tahun 2023. Namun itu masalah nanti. Masalah yang sudah diselesaikan seorang gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kelak. Â
Pilpres 2024 akan jadi arena 'tarung bebas' karena banyak kandidat yang muncul. Apalagi ada partai baru yang bisa masuk Senayan tentulah Capres dan Cawapres Pemilu 2024 kian banyak. Dengan nama-nama baru. Perihal Anies Baswedan berpikir di jenjang itu, persoalan kemudian. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H