Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Bicara Gizi" untuk Mengenal dan Menangani Sulit Makan pada Bayi dan Anak

22 Oktober 2018   17:06 Diperbarui: 23 Oktober 2018   05:25 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana “Bicara Gizi” Danone Advanced Medical Nutrition,Jakarta, 20/10-2018. (dari kiri: dr Nuril, Ruth Dian, Marsha Pical) (Foto: Syaiful W Harahap)

Ternyata tidak sedikit ibu-ibu yang mengalami kesulitan memberi akan bayi dan anak-anak mereka. Padahal, pada masa bayi dan anak-anak itulah priode penting untuk kehidupan anak. Kekurangan makan bisa mengakibatkan malanutrisi pada bayi dan anak yang berakibat 'stunting', gangguan kecerdasan dan masalah kesehatan secara umum.

Untuk itulah Nutricia Advanced Medical Nutrition menyelenggarakan "Bicara Gizi" yang bertajuk "Masalah dan Gangguan Makan pada Anak: Apa Dampak dan Penyebabnya?" di Jakarta, 20/10-2018. Upaya Danone untuk memasyaratkan gizi merupaka bagian dari usaha mendukung orang-orang tua memanfaatkan the golden years atau masa emas pertumbuhan bayi dan anak yang merupakan priode yang sangat menentukan kehidupan anak kelak di masa remaja dan dewasa.

Ketika di masa emas, yaitu selama dalam kandungan dan dua tahun pertama, diperlukan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh-kembang anak, tapi ternyata ada kesulitan makan tentulah berdampak buruk bagi pertumbuhan anak. Banyak orang tua mengeluh ketika bayi dan anak melakukan "GTM" (geraka tutup mulut) sebagai tanda tidak mau makan.

Dalam paparannya sebagai pembiara pada "Bicara Gizi", dr Nur Aisiyah Widjaja, SpA(K), Staf Bagian Anak, Konsultan Nutrisi Pediatri & Penyakit Metabolik FK Unair/RSUD Dr Soetomo Surabaya, mengatakan jangan membiarkan kesulitan makan pada anak berlarut-larut. "Segera cari bantuan ke dokter spesialis," kata dr Nuril, panggilan akrabnya. Mengutip studi dr Nuril menunjukkan 50-60 persen orang tua mengeluh soal bayi dan anak yang sulit makan. Dari jumlah ini 20-30 persen memang ada masalah yang menyebabkan anak sulit makan. 1-2 persen dari jumlah itu mengalami gangguan berat.

Ibu-ibu muda yang ikut dalam "Bicara Gizi" juga mengeluh soal bayi dan anak mereka yang sulit makan. Adayang mencari menu yang baik dan memasaknya, tapi, "Eh, anak saya malah geleng-geleng kepala," kata seorang ibu mengeluh. Begitu pula dengan pengalaman Ruth Dian, seorang ibu dan social media influencer, yang kesulitan memberikan makanan pada anaknya.

Suasana “Bicara Gizi” Danone Advanced Medical Nutrition,Jakarta, 20/10-2018. (dari kiri: dr Nuril, Ruth Dian, Marsha Pical) (Foto: Syaiful W Harahap)
Suasana “Bicara Gizi” Danone Advanced Medical Nutrition,Jakarta, 20/10-2018. (dari kiri: dr Nuril, Ruth Dian, Marsha Pical) (Foto: Syaiful W Harahap)
Pola dan jenis makanan yang dikonsumsi bayi dan anak jadi penentu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan kesehatan. Melalui "Bicara Gizi" diharapkan ibu-ibu muda bisa mengenali jenis-jenis perilaku makan, penyebab sulit makan dan tentu saja upaya untuk mengatasinya.

Mengapa dr Nuril meminta ibu-ibu jangan membiarkan anak yang sulit makan adalah karena tumbuh-kembang anak sejak lahir sampai umur 2 tahun sangat pesat sehingga, "Anak membutuhkan makanan yang mengandung gizi mikro (protein, lemak, karbohidrat) dan gizi makro (vitamin dan mineral) untuk mencapai tumbuh-kembang yang optimal," ujar dr Nuril. Selain itu masalah makan pada bayi dan anak bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak, gangguan pertumbuhan, rentan terhadap infeksi bahkan bisa mengakibatkan kematian (Manikam, et al. 2000).

Pemberian makanan kepada bayi dan anak juga tidaklah semudah yang dipikirkan karena harus memperhatikan jenis makanan, pola pemberian makan dan perilaku makan bayi dan anak memegang peranan yang penting untuk menentukan masa depan anak.

Pemberian jenis makanan yang salah dan perilaku makan bayi dan anak juga bisa jadi masalah yang mengganggu tumbuh-kembang anak. Berdasarkan sebuah penelitian di Indonesia masalah makan pada anak diklassifikasi sebagai inappropriate feeding practice, small eaters, dan parental misperception (Sjarif, DR. 2011).

Jenis-jenis gangguan makan ini bisa jadi pegangan bagi ibu-ibu muda untuk memahami kodisi bayi dan anak mereka. Inappropriate feeding practice adalah masalah makan yang disebabkan oleh perilaku makan yang salah atau pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia. Small eaters adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan perilaku makan anak yang sedikit sehingga status gizinya kurang. Dikenal pula food preference yaitu keluhan tentang perilaku anak yang memilih makanan dan menolak makanan tertentu.

Memberi makan kepada anak-anak dalam suasana gembira (Sumber: healthxchange.sg)
Memberi makan kepada anak-anak dalam suasana gembira (Sumber: healthxchange.sg)
Yang perlu diketahui, pinta dr Nuril, jangan memberikan sesuatu kepada bayi dan anak dengan keluhan sulit makan sebelum ada diagnosis penyebab kesulitan makan. Soalnya, bisa jadi karena kesulitan makan bisa karena faktor fisiologis (peralihan dari menghisap ke makan), patologis (penyakit atau kelainan organ) dan psikologis. "Itulah pentingnya harus berdasarkan diangnosis dokter ahli," ujar dr Nuril mengingatkan ibu-ibu terkait dengan kesulitan makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun