Selain melayani terapi lintah Pak Caca juga menjual lintah, minyak lintah, dll. Lintah juga dijadikan umpan pancing. "Saya dapat lintah dari Banten," kata Pak Caca yang sudah melakoni pekerjaannya itu sejak tahun 1995. Dia tinggal di Bekasi Utara. Setiap hari pakai KRL ke tempatnya mangkal.
Ya, biarlah ada noda yang penting racun sudah disedot lintah. "Noda itu sengaja agar kaki Bapak jelek," kata Bu Haji, di Pandeglang, Banten, yang juga mengobati saya. Mereka, orang-orang yang sekongkol membayar dukun untuk menyantet saya rupanya ingin agar kaki saya jelek penuh dengan noda.
Saya juga bingung apa yang mereka inginkan karena 'status' sebagai tumbal untuk pesugihan sudah putus. Agaknya, mereka marah besar karena aib keluarga sebagai 'pemuja setan' yang memelihara buto ijo sebagai 'sumber kekayaan' saya bongkar. Yang saya lakukan adalah melindungi saya sendiri dan dua anak saya yang dijadikan sebagai tumbal nomor 9, 10 dan 11.
Dalam dunia pesugihan tumbal tidaklah orang sembarangan karena ada kriteria tertentu sesuai dengan permintaan makhluk yang dipelihara sebagai 'pencari kekayaan'. Nah, kalau saya membela diri dan anak-anak dan ulah mereka mencari kekayaan dengan cara bersekutu dengan iblis terbongkar, mengapa saya lagi yang jadi sasaran kebencian?
Kembali ke lintah. Informasi di Internet bertebaran tentang manfaat terapi lintah. Namun, sekali lagi saya menjalani terapi lintah bukan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit dimaksud jika ada pada diri saya. Soalnya, penyakit-penyakit yang disebut bisa disembuhkan dengan terapi lintah adalah fakta medis sehingga kalau dengan terapi lintah disebut sembuh maka harus diuji secara medis.
Berbeda dengan yang saya lakukan bukan untuk pengobatan penyakit tertentu, tapi untuk menarik racun santet yang tertinggal di tubuh. (wawancara dengan Pak Caca dan dari berbagai sumber). *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H