Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Perempuan Korban Kejahatan Seksual Jadi Korban "The Second Sexual Violence"

23 Agustus 2018   11:52 Diperbarui: 14 Mei 2022   06:47 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sekelompok pemuda meraba-raba seorang wanita di jalanan di Kairo, Mesir (Sumber: qz.com, 30/6-2015)

Baca juga: Menggugat Pemberian "Panggung" kepada Pelaku Kejahatan Seksual

Yang lebih konyol adalah pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise, di DPR yang mengatakan orang tua Yy, gadis cilik berumur 14 tahun, korban perkosaan dan pembunuhan 14 begundal di Bengkulu (2016), bersalah sebabagi wujud dari krisis pengasuhan anak (nasional.tempo.co, 30/5-2016). 

Orang tua Yy terpaksa ke ladang untuk cari makan, keamaman dan keselamatan warga, termasuk Yy, ada di tangan aparat pemerintahan daerah tsb. 

Baca juga: Publikasi Motif Kejahatan di Media Massa Jadi Inspirasi: "Saya Memerkosa Karena Pengaruh Miras dan Pornografi, Bu M**t**i ...."

Maka, ajakan Eliza justru bisa membuka luka lama dan menambah derita korban. Yang lebih konyol justru perempuan yang sering menyalahkan perempuan sebagai korban kekerasan seksual. 

Dulu disebut-sebut karena cara berpakaian. Ketika muncul fakta bahwa korban kekerasan seksual, seperti perkosaan, justru perempuan yang menutup seluruh badan kecuali wajah ada jadi korban, eh, banyak pula yang mengatakan: Ya, karena pelaku kian tergoda .... Benar-benar di luar akal sehat.

Seperti yang dikatakan oleh Eliza ketika ada penyanyi dangdut dilecehkan pesepakbola:  .... masih ada warganet yang berkomentar itu merupakan risiko dari profesi yang dijalani.

Komentar warganet itu benar-benar melawan hukum karena tidak ada UU yang membenarkan pelecehan seksual sampai kekerasan seksual terhadap perempuan dengan alasan pekerjaan tertentu dan cara berpakaian. Seorang perempuan hanya pakai bikini atau telanjang pun tidak ada UU yang membenarkan kekerasan seksual terhadap perempuan tsb.

Itulah sebabnya mengapa hanya Yogyakarta dan Bali yang jadi tujuan utama wisatawan mancanegara (Wisman) karena hanya di dua daerah itu ada 'hospitality' yang murni.

Baca juga: Pariwisata, Adakah "Hospitality" di Danau Toba dan DTW Lain Selain di Bali dan Yogyakarta?

Di daerah lain Wisman tanpa pakaian minim pun jadi sasaran pelecehan seksual. Mulai dari suitan sampai colekan, bahkan di Sumbar, Bali dan NTT ada Wisman yang diperkosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun