Entah apa makna dari penyebutan 'usia produktif' terkait dengan kasus HIV/AIDS. Ini pola pikir yang sangat naif karena usia 18-35 jelas ada pada tahap libido yang tinggi. Tentulah tidak masuk akal kalau kemudian kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi pada manula (manusia lanjut usia) karena libido mereka sudah ada di titik nadir.
Disebutkan lagi oleh Jaswadi, untuk mencegah sekaligus mendeteksi dini tertularnya HIV/AIDS melalui Dinkes Kabupaten Ngawi hingga kini ada tiga lokasi klinik VCT.
Tes HIV ada di hilir. Artinya, warga yang terdeteksi HIV/AIDS di Klinik VCT sudah melakukan perilaku berisiko dan kemungkinan besar mereka sudah menyebarkan HIV/AIDS secara horizontal al. melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah. Hal ini bisa terjadi karena tidak ada gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan warga yang mengidap HIV/AIDS.
 Yang diperlukan adalah penanggulangan di hulu agar insiden infeksi HIV baru bisa ditekan atau dikurangi. Soalnya, adalah hal yang mustahil menghentikan insiden infeksi HIV baru karena  tidak mungkin mengawasi perilaku seksual orang per orang warga Ngawi. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H