Tampaknya, pengaturan di Sta KA Tanah Abang tanpa rekayasa dengan pijakan studi.
Di gerbong persoalan juga tidak sedikit. "Mengapa laki-laki diusir dari gerbong perempuan, harusnya perempuan juga diusir dari gerbong laki-laki," kata seorang laki-laki di KRL Tanah Abang-Bogor dengan lantang. Rupanya, laki-laki ini berpijak pada cara berpikir yang bias gender.
Tentu saja tidak ada gerbong khusus laki-laki. Yang ada adalah gerbong pertama dan terakhir pada setiap rangkaian KA dikhususkan untuk wanit (perempuan). Gerbong yang lain untuk laki-laki dan perempuan.
Tempat duduk prioritas ini juga sering dipakai oleh yang tidak berhak, tapi mereka pura-pura tidur atau sibuk dengan ponsel.
Yang paling tidak masuk akal sering terjadi penumpang berbadan besar selalu berdiri di dekat pintu dan menghalangi penumpang yang akan turun. Tapi, ini tidak pernah ditegur security KRL.
Ketika turun di stasiun persoalan muncul lagi karena dari bawah calong pnumpang merangsak naik di semua pintu gerbong. Kalau saja dua pintu tengah untuk turun dan dua pintu di sisi lain untuk naik tentulah aka lebih nyaman. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H