Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Chaos" di Stasiun KA Tanah Abang

30 Juli 2018   22:20 Diperbarui: 23 Agustus 2023   08:00 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eskalator di Sta KA Tanah Abang di sisi kiri diam dan di sisi kanan melangkah menuruni anak tangga eskalator (Sumber: tribunnews.com/ WARTA KOTA/YOSIA MARGARETTA)

Tampaknya, pengaturan di Sta KA Tanah Abang tanpa rekayasa dengan pijakan studi.

Di gerbong persoalan juga tidak sedikit. "Mengapa laki-laki diusir dari gerbong perempuan, harusnya perempuan juga diusir dari gerbong laki-laki," kata seorang laki-laki di KRL Tanah Abang-Bogor dengan lantang. Rupanya, laki-laki ini berpijak pada cara berpikir yang bias gender.

Tentu saja tidak ada gerbong khusus laki-laki. Yang ada adalah gerbong pertama dan terakhir pada setiap rangkaian KA dikhususkan untuk wanit (perempuan). Gerbong yang lain untuk laki-laki dan perempuan.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
Di kursi prioritas di tiap sudut gerbong tertulis al. "Mother with Infant" dengan ilustrasi permpuan memangku bayi. Tapi, oleh PT KCI diterjemahkan jadi "Ibu Membawa Anak". Ini jadi masalah besar karena ada perempuan yang membawa anak di atas tiga tahun memakai tempat itu untuk dua anaknya. Padahal, itu untuk ibu yang bawa bayi dan bayi dipangku bukan duduk.

Tempat duduk prioritas ini juga sering dipakai oleh yang tidak berhak, tapi mereka pura-pura tidur atau sibuk dengan ponsel.

Yang paling tidak masuk akal sering terjadi penumpang berbadan besar selalu berdiri di dekat pintu dan menghalangi penumpang yang akan turun. Tapi, ini tidak pernah ditegur security KRL.

Ketika turun di stasiun persoalan muncul lagi karena dari bawah calong pnumpang merangsak naik di semua pintu gerbong. Kalau saja dua pintu tengah untuk turun dan dua pintu di sisi lain untuk naik tentulah aka lebih nyaman. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun