Agaknya mustahil karena ada kesan segelintir orang akan memanfaatkan wisatawan untuk meraup untung yang besar.
Dubes Aryo masih mengandalkan agama dengan mengatakan mayoritas warga India beragama Hindu sehingga bisa ditawarkan Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Ini tidak sepenuhnya pas karena sudah ada bukti ketika Raja Salman berkunjung ke Indonesia. Raja Arab Saudi itu bukan memilih 'Serambi Mekah' (Aceh) dengan syariat Islam untuk destinasi wisata, tapi menikmati alam Bali dengan nuansa agama Hindu.
Presiden Jokowi sendiri sudah mencanangkan 10 DTW baru di luar Bali dan Yogyakarta yang disebut "10 Tempat Wisata Indonesia Andalan": (1) Danau Toba, Sumatera Utara; (2) Tanjung Kelayang, Bangka Belitung; (3) Mandalika, Nusa Tenggara Barat; (4) Wakatobi, Sulawesi Tenggara; (5) Pulau Morotai, Maluku Utara; (6) Kepulauan Seribu, Jakarta; (7) Tanjung Lesung, Banten, (8) Borobudur, Jawa Tengah; (9) Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur; dan (10) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Dari 10 DTW ini hanya satu yaitu Bromo Tengger Semeru yang tidak hanya mengandalkan pemandangan alam karena ada budaya dan ritual yang khas di sana.
Tapi, lagi-lagi adalah hospitality yang murni dan regulasi yang melindungi wisatawan di 10 DTW itu? Artinya, wisatawan yang berkunjung ke DTW akan merasakan keramahtamahan dan sukacita menerima tamu sehingga mereka tidak kecewa.
Tanpa keramahan wisatawan akan merasakan kekecewaan yang membuat DTW tsb. terkesan buruk sehingga membuat DTW tsb. (bau) busuk. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H