Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kapal-kapal Pelni Menyambung Tali Kebangsaan Nusantara

4 Mei 2018   08:19 Diperbarui: 6 Mei 2018   17:25 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang Kapal Dobonsolo menikmati pemandangan laut selama pelayaran (2017) (Bisnis-Puput Adi Sukarno)

Pelni tidak akan pernah saya lupakan. Maklum, ketika lulus SLTA di Medan, Sumut, tahun 1972, saya naik kapal laut ke Jawa, maksudnya Jakarta. Maklum, waktu itu jalur lintas Sumatera belum tembus sampai ke Pelabuhan Panjang untuk menyambung transpor dengan kapal laut. Sekarang, jika henak menyebarang ke Jawa ada kapal feri melalui Pelabuhan Bakauheni. juga di Lampung, untuk menyeberangi Selat Sunda ke Pulau Jawa dengan tujuan Pelabuhan Merak, Banten.

Kenangan naik kapal, waktu itu kapal "Tampomas", kapal penumpang dan barang buatan tahun 1956 sebelumnya jadi kapal haji yang berakhir di-scrapping (kapal dipotong-potong untuk diolah di pabrik besi atau baja), yang kala itu merupakan satu-satunya kapal penumpang 'mewah' dan besar di Indonesia. Setiap Jumat bertolak dari Pelabuhan Belawan, Medan, Sumut, menuju Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta.

Salah satu ciri khas yang tidak bisa dilupakan adalah ketika pluit kapal berbunyi dan tali pengikat ke dermaga dilepas kapal pun perlahan meninggalkan pelabuhan dengan iringan lagu "Vaya con dios" (The Cats): Vaya con dios, my darling ..... Vaya con dios, vaya con dios, my love. Ribuan pengantar di dermaga melambaikan tangan sambil mengusap air mata, dan yang berlayar pun membalas lambaian dari kapal .... Banyak di antara pengantar yang menunggu sampai kapal hilang dari pandangan.

KM Tampomas (Sumber: http://maritime-connector.com)
KM Tampomas (Sumber: http://maritime-connector.com)
Pulai Kecil Terluar

Waktu itu pilihan hanya kapal laut karena ongkos kapal terbang mahal. Sekarang jalur bus sudah menyeberang laut dengan feri. Ada lintas Selat Sunda menuju P Jawa. Ada pula lintas Selat Bali dari P Jawa ke P Bali. Selanjutnya lintas Selat Lombok dari P Bali ke P Lombok. Lintas Selat Alas dari P Lombok ke P Sumbawa. Ada juga lintas Selat Madura dari Surabaya ke P Madura.

Wilayah Nusantara yang terdiri atas 17.503 pulua besar dan kecil tentu saja memerlukan sarana transportasi laut agar bisa mencapai kota di pulau-pulau tsb. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi laut Ditjen Perla, Dep Perhubungan RI, menerbitkan surat keputsan untuk menetapkan jaringan trayek tetap dan teratur (liner) angkutan penumpang dalam negeri melalui SK No. AT 55/I/8/DJPL-06 tanggal 5 April 2006. Kota-kota pelabuhan yang disinggahi secara tetap dan teratur asda 91 yang dilayani oleh 47 kantor cabang Pelni dan lebih 300 biro perjalanan di seluruh Indonesia.

Pelni tidak hanya menjalankan kapal untuk tujuan komersial belaka karena Perpres No 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar, Pelni pun mengemban tugas untuk menjamin aksesibilitas masyarakat dengan mengembangkan angkutan laut perintis yang melayani penumpang dari dan ke pulau-pulau kecil terluara di negeri ini. Kebijakan ini sejalan dengan visi dan misi Pelni sebagai 'jembatan Nusantara' yang menyatukan Negeri.

Melalui HUT yang ke-66 tahun ini diharapkan Pelni kian di depan dalam bisnis pelayanan dengan dukungan 3.987 tenaga profesional mulai dari administarasi sampai anak buah kapal (ABK) yang dilengkapi dengan sertikasi di bidan masing-masing, seperti sertifikat pengawakan (STCW 95) Pelni melayarkan kapal-kapalnya menyatukan Negeri.

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) merupakan maskapai pelayanan nasional Indonesia (Baca juga: Perjalanan Panjang PT Pelni). Pelni mengoperasikan 28 unit kapal penumpang dengan kapasitas angkut 36.913.Ada enam tipe kapal Pelni, yaitu berdasarkan daya angkut berkapasitas 3.000 penumpang, 2.000, 1.000, dan 500, serta kapal Ro-RO dan kapal feri. Ada juga 4 unit kapal barang dengan total bobot mati 1.200 ton. Sedangkan tiga  kapal penumpang, yaitu KM Kerinci, KM Willis, dan KFC Jet Liner, dipakai sebagai kapal carter atau kapal cadangan menggantikan kapal yang sedang naik dok.

Kapal-kapal yang dioperasikan Pelni umumnya buatan galangan lapal di Jerman. Kabin kapal penumpang dibagi dalam: kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan kelas ekonomi. Dalam kapal tersedia rumah makan (penumpang dapat jatah sarapan, makan siang dan makan malam), kafetaria, toko kelontong, bioskop mini, panggung musik dan musola. Di beberapa kapal Pelni ada BTS yang merupakan kerja sama dngan Telkomsel untuk memudahkan pemakaian ponsel dan internet.

Penumpang Kapal Dobonsolo menikmati pemandangan laut selama pelayaran (2017) (Bisnis-Puput Adi Sukarno)
Penumpang Kapal Dobonsolo menikmati pemandangan laut selama pelayaran (2017) (Bisnis-Puput Adi Sukarno)
Pelni melayani rute pelayaran laut yang singgah di 91 pelabuhan di Indonesia di semua pulau. Bahkan, ada rute ke pulau terluar dan luar negeri. Pulua terluar yaitu Natuna (Kepri), Nias (Sumut), Morotai (Maluku Utara) dan Nunukan (Kaltara). Rute luar negeri ke Davao (Filipina) dan Dilli (Timor Leste).

Paket Pelayaran

Pertumbuhan ekonomi yang pesat mendorong perusahaan penerbangan menjalankan bisnis yang dikenal sebagai tarif penerbangan murah atau low cost carrier (LCC) yang membuat ongkos kapal terbang nyaris sama dengan ongkos bus, kereta api (KA) dan kapal laut untuk jarak tertentu. LCC inilah tantangan berat yang dihadapi oleh Pelni karena kemudian orang memilih kapal terbang.

Sebagai perbandingan tarif kapal terbang dari Jakarta-Surabaya, misalnya, mulai dari Rp 475.000-an. Ongkos bus eksekutif Rp 265.000, ongkos KA Eksekutif Rp 495.000, sedangkan ongkos kapal laut mulai dari Rp 246.00 (ekonomi, dewasa) sampai Rp 736.500 (kelas 1, dewasa). Dari sisi waktu tentulah kapal terbang yang jadi pilihan karena waktu penerbangan rata-rata 1 jam 15 menit. Sedangkan bus dan KA sekitar 13 jam, kapal laut 12 jam.

Dalam kaitan itulah diharapkan PT Pelni menelurkan paket-paket pelayaran yang bisa menarik minat pengguna transportasi darah dan udara. Memang, pertimbangan utama adalah waktu (tempuh). Tapi, untuk kegiatan-kegiatan yang tidak tergantung dengan waktu tentulah kapal laut bisa jadi pilihan.  

Apalagi mulai Lebaran tahun ini cuti bersama ditambah dua hari sehingga libur Lebaran antara enam sampai delapan hari tentulah bagi yang mudik jarak pelayaran pendek dan menengah, dua sampai tiga hari, bisa mempertimbangkan angkutan laut.

Yang dipersoalan penumpang di pelabuhan-pelabuhan yang tidak bisa disandari kapal Pelni adalah masalah perilaku pemilik perahu yang tidak bersahabat. Ongkos angkat koper dari kapal pun bisa puluhan ribu rupiah. Ongkos pun kadang-kadang mereka 'pukul'. Ini mungkin salah satu penyebab mengapa penumpang tujuan Bengkulu, Padang, dan Sibolga lebih memilih kapal terbang atau bus.

Dalam kaitan itu Pelni bisa menggalang kerja sama dengan pemerintah daerah setempat dalam menyediakan angkutan dari kapal ke dermaga sehingga penumpang tidak dijadikan objek. Adalah pertanyaan besar, mengapa pemerintah daerah di kota-kota pelabuhan tidak memikirkan keluhan penumpang?

Padahal, kota-kota pelabuhan itu bisa jadi kota transit bagi penumpang yang tiba dan akan berlayar. Seperti dari wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Padangsidimpuan, misalnya, lebih dekat ke Sibolga daripada ke Padang atau Belawan. Tapi, karena ulah pemilik perahu di Pelabuhan Sibolga banyak warga dari daerah ini yang lebih memilih ke Belawan. Padahal, angkutan umum dari Sibolga ke wilayah Tapanuli Selatan dan Kota Padangsidimpuan hanya memerlukan waktu 3-4 jam. Sedangkan ke Belawan satu hati atau satu malam.

Seminar dan Workshop

Pelni juga didorong agar membuat jadwal tetap untuk daerah-daerah yang tidak potensial sebagai tujuan, seperti di jalur Barat yaitu: Bengkulu (Bengkulu), Padang (Sumbar), Sibolga (Sumut), Tapaktuan (Adeh) P Sinabang (Aceh), Meulaboh (Aceh), Banda Aceh sampai Sabang.

Kendala yang dihadapi Pelni tentulah jenis kapal karena berlayar di samudra. Itu artinya harus kapal besar dengan kapitas 3.000 atau 2.000 penumpang. Kalau jadwal ditetapkan pada liburan sekolah, lebaran dan tahun baru bisa saja kapasitas kapal terpenuhi.

Kapal Pelni KM Bukit Raya saat sandar di Pelabuhan Tarempa, Anambas, Natunta, Kepri (9/7/2017) (Tribun/Septyan Mulia Rohman).
Kapal Pelni KM Bukit Raya saat sandar di Pelabuhan Tarempa, Anambas, Natunta, Kepri (9/7/2017) (Tribun/Septyan Mulia Rohman).
Memang, Pelni sudah menjalin kerjsama bidang wisara dengan PT Garuda Indonesia untuk pariwisata ke Karimunjawa (Jateng). Dengan paket wisata "Lets Go Karimunjawa" Pelni melayarkan kepal setiap dua minggu ke P Karimunjawa sejak tanggal 8 Januari 2016. 

Pelni juga menjalan 'Wisata Bahari' selama 3 hari 2 malam ke: Karimunjawa, Banda Neira (Maluku) melalui Pelabuhan Ambon, Raja Ampat (Papua Barat) melalui Pelabuhan Sorong, dan P Komodo (NTT) melalui Denpasar atau Labuan Bajo. Tampaknya, ini khusus bagi peminat aktivitas air (laut).

Dengan pola yang sama Pelni bisa menggalang kerjasama dengan Kemeno Kemaritiman, Kementerian Pariwisata, otoritas pengelola pariwisata dan biro perjalan wisata di daerah-daerah tujuan wisata (DTW). Selain wisata alam dan budaya juga ditawarkan wisata kuliner. Wisatawan cukup membayar paket dari pelabuhan asal sampai ke DTW. Bisa sekali jalan atau pulang-pergi.

Wisatawan yang akan  berkunjung ke Danau Toba ditawarkan paket Jakarta-Belawan-Danau Toba.  Yang akan berkunjung ke Toraja (Sulawesi Selatan) siapkan paket wisata Jakara-Makassar-Toraja.  Tempat wisata Candi Borobudur (Magelang, Jawa Tengah) tawarkan paket wisata Jakarta-Semarang-Borubudur. Begitu juga dengan wisata Bromo tawarkan paket Jakarta-Semarang-Surabaya-Bromo.

Bunaken (Sulawesi Utara) ditawarkan melalui paket wisata Jakarta-Semarang-Surabaya-Manado. Atau bagi yang ingin wisata religi bisa ke P Mansinam (Papua Barat) yang dikenal sebagai P Injil dengan pelayaran Jakarta-Surabaya-Manokwari.

Banyak acara diskusi, seminar, wokrshop, pelatihan dll. selalu diselenggarakan di hotel atau tempat lain di darat. Mengapa Pelni tidak menawarkan paket acara-cara itu dilakukan di atas kapal yang berlayar?

Sudah pernah dilakukan seminar di kapal Pelni tapi baru sedikit. Melalui promosi dan kerjasama dengan berbagai pihak tentulah kegiatan seminar dll. bisa dilakukan di atas kepal Pelni dan sampai ke tujuan ada pula paket wisata.

Penumpang selalu ingin kemudahan, terutama terkait dengan transportasi. Adalah langkah yang arif kalau Pelni menggalang kerjasama dengan pemerintah daerah di pelabuhan-pelabuhan yang disinggahi agar disediakan angkutan khusus ke daerah tujuan penumpang.

PT KAI pernah menjalankan program ini bagi penumpang KA ke Cirebon (Jabar). Di atas kereta penumpang ditawari transpor ke bebarapa kota di sekitar Cirebon. Pelni menawarkan transpor ke calon penumpang untuk kota tujuan ketika membeli tiket.

Yang perlu dipikirkan adalah penumpang kapal bisa membawa kendaraan bermotor, seperti sepeda motor dan mobil, ke kota tujuan. Ke kota-kota di P Sumatera bagian utara, misalnya, ongkos kapal laut akan lebih efisien daripada mengendarai mobil bersama keluarga.

Inovasi akan membawa Pelni jaya di lintas pelayaran nasional dan harapan kita juga di kawasan internasional, paling tidak kawasan Asean (Anggota Persatuan Penulis Indonesia/PPI) dari berbagai sumber *

=====

Perjalanan Panjang PT Pelni

Jika hanya melihat kapal-kapal megah PT Pelni bersandar di pelabuhan atau berlayar di tengah samudra tentulah jarang terpikirkan bagaimana latar belakang perusahaan ini bisa melayarkan kapal-kapal megah.

Setelah kemerdekaan RI (1945) kapal-kapal niaga masih tetap dikuasai oleh perusahan Belanda yaitu NV Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). Ketika Belanda menolak nasionalisasi KPM dengan menjadikannya sebagai perseroan terbatas (PT) dan juga menolak memakai bendara Indonesia di kapal-kapal mereka, pemerintah pun mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-Kapal (PEPUSKA) yang dibentuk berdasarkan SKB (Surat Keputusan Bersama) Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 5 September 1940.

PEPUSKA mengawali usaha pelayaran dengan delapan kapal. Pepuska menghadapi persaingan yang 'tidah sehat' dengan KPK karena armada mereka lebih banyak dan menjalin kontrak bisnis monopoli. Agar perusahaan pelayaran nasional lebih kuat, pemerintah pun membubarkan PEPUSKA pada tanggal 28 April 1952 dan mendirikan PT Pelni.

Pemerintah menunjuk Ma'moen Soemadipraja sebagai Presiden Direktur yang melayarkan PT Pelni dengan modal delapan unit kapal. Kucuran dana dari, waktu itu, Bank Ekspor Impor Indonesia Pelni memesan 45 unit kapal penumpang dari galangan kapal di Eropa Barat. Sembari menunggu kapal pesanan tiba, Pelni menyewa kapal asing untuk melayani rute-rute pelayaran nasional. Pelni juga mengoperasikan kapal-kapal hasil pampasan perang dari Jepang.

Pelni kemudian dijadikan perseorang sebagai perusahaan negara pada tahun 1961. Tapi, sejak tahun 1975 Pelni jadi perusahaan negara dengan status perseroan terbatas yang masuk dalam jajaran BUMN.

KM Rinjani dan KM Kambuna dihibahkan oleh Pelni kepada TNI AL pada tanggal13 Mei 2005 di Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta Utara. KM Kambuna diganti namanya jadi KRI Tanjung Nusanive (KRI 973), dan KM Rinjani menjadi KRI Tanjung Fatagar (KRI 974) (id.wikipedia dan sumber-sumber lain).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun