Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kapal-kapal Pelni Menyambung Tali Kebangsaan Nusantara

4 Mei 2018   08:19 Diperbarui: 6 Mei 2018   17:25 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang Kapal Dobonsolo menikmati pemandangan laut selama pelayaran (2017) (Bisnis-Puput Adi Sukarno)

=====

Perjalanan Panjang PT Pelni

Jika hanya melihat kapal-kapal megah PT Pelni bersandar di pelabuhan atau berlayar di tengah samudra tentulah jarang terpikirkan bagaimana latar belakang perusahaan ini bisa melayarkan kapal-kapal megah.

Setelah kemerdekaan RI (1945) kapal-kapal niaga masih tetap dikuasai oleh perusahan Belanda yaitu NV Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). Ketika Belanda menolak nasionalisasi KPM dengan menjadikannya sebagai perseroan terbatas (PT) dan juga menolak memakai bendara Indonesia di kapal-kapal mereka, pemerintah pun mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-Kapal (PEPUSKA) yang dibentuk berdasarkan SKB (Surat Keputusan Bersama) Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 5 September 1940.

PEPUSKA mengawali usaha pelayaran dengan delapan kapal. Pepuska menghadapi persaingan yang 'tidah sehat' dengan KPK karena armada mereka lebih banyak dan menjalin kontrak bisnis monopoli. Agar perusahaan pelayaran nasional lebih kuat, pemerintah pun membubarkan PEPUSKA pada tanggal 28 April 1952 dan mendirikan PT Pelni.

Pemerintah menunjuk Ma'moen Soemadipraja sebagai Presiden Direktur yang melayarkan PT Pelni dengan modal delapan unit kapal. Kucuran dana dari, waktu itu, Bank Ekspor Impor Indonesia Pelni memesan 45 unit kapal penumpang dari galangan kapal di Eropa Barat. Sembari menunggu kapal pesanan tiba, Pelni menyewa kapal asing untuk melayani rute-rute pelayaran nasional. Pelni juga mengoperasikan kapal-kapal hasil pampasan perang dari Jepang.

Pelni kemudian dijadikan perseorang sebagai perusahaan negara pada tahun 1961. Tapi, sejak tahun 1975 Pelni jadi perusahaan negara dengan status perseroan terbatas yang masuk dalam jajaran BUMN.

KM Rinjani dan KM Kambuna dihibahkan oleh Pelni kepada TNI AL pada tanggal13 Mei 2005 di Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta Utara. KM Kambuna diganti namanya jadi KRI Tanjung Nusanive (KRI 973), dan KM Rinjani menjadi KRI Tanjung Fatagar (KRI 974) (id.wikipedia dan sumber-sumber lain).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun