Tentu saja yang dialami Marina itu sangat aneh kalau dibandingkan, misalnya dengan Indonesia. Mahathir berpikir panjang agar keputusan untuk MAC bukan pribadi tapi pemerintah sehingga tidak akan ada serangan terhadap kebijakannya karena semua diputuskan di ranah pemerintahan bukan di meja makan.
Menghadapi pemilu 9 Mei 2018 Mahathir diusung oposisi, Pakatan Harapan, sebagai calon perdana menteri pada usia 92 tahun bersama Wan Azizah Wan Ismail sebagai wakil perdana menteri. Pakatan Harapan merupakan koaliasi empat partai, yaitu: Partai Pribumi Bersatu Malaysia pimpinan Mahathir Mohamad, Partai Keadilan Rakyat dipimpin Wan Azizah Wan Ismail, Partai DAP dan Amanah. Padahal, ketika berkuasa partai Partai Keadilan Rakyat adalah 'musuh' Mahathir.
Akankah rakyat Malaysia berpihak pada koalisi Mahathir atau tetap memilih Najib? Kita tunggu saja karena erat kaitannya dengan Indonesia terkait dengan kebijakan buruh migran dan tapal batas perbatasan yang belum rampung (dari berbagai sumber). *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H