Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Di Cianjur, "Gay" Lebih Berisiko Menularkan HIV daripada PSK?

10 Februari 2018   05:05 Diperbarui: 10 Februari 2018   20:16 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LSL adalah Lelaki Suka Seks Lelaki sebagai padananMen Having Sex With Men (MSM) yaitu kalangan laki-laki gay.

Mengapa gay yang diutamakan ditangani? Laki-laki heteroseksual, sebagian suami, pelanggan PSK justru lebih penting ditangani karena kalau tertular HIV mereka potensial jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Yang perlu diingat risiko penularan HIV bukan karena orientasi seksual (gay atau LSL) dan sifat hubungan seksual (menyimpang, zina, melacur, seks pranikah, seks anal, dll.), tapi karena kondisi hubungan seksual (salah satu atau kedua-duanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom).

Disebutkan "Berdasarkan laporan dari LSM dan pihak lainnya, jumlah gay atau laki-laki seks laki-laki di Cianjur terus bertambah ...."

Disebutkan lagi bahwa Koordinator Lapangan komunitas Lensa Cianjur, Tedi Rustandi,  mencatat per Januari pihaknya telah mengumpulkan data LSL baru.

Yang jadi pertanyaan mendasar adalah: Apakah LSM itu mendapat data dari sumber primer, sekunder atau katanya-katanya. Soalnya, gay tidak semudah itu menyebutkan identitas seksual dirinya.

Di bagian lain Neneng mengatakan: Kami akan mengerakan penyuluhan untuk mencegah penularan penyakit mematikan itu. Namun yang terpenting mencegah terjadinya perilaku seks menyimpang, melalui penguatan keluarga dan lingkungan yang agamis.

Penyebutan HIV/AIDS sebagai 'penyakit mematikan' salah besar karena tidak ada kasus kematian karena HIV atau AIDS. Kematian pada Odha di masa AIDS terjadi karena penyakit-penyakit lain, disebut infeksi oportunistik, seperti diare, TB, dll.

Lagi pula seperti dijelaskan di atas risiko penularan HIV melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (menyimpang), tapi karena kondisi hubungan seksual (salah satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak pakai kondom). Ini fakta.

Dalam berita tidak ada informasi tentang waria. Apaka di Cianjur tidak ada waria yang melayani hubungan seksual dengan laki-laki heteroseksual?

Berita ini mengesankan persoalan HIV/AIDS ada pada gay, padahal yang potensial tertular HIV dan kemudian menyebarkan HIV adalah laki-laki heteroseksual, sebagian besar adalah suami. Dalam berita tidak ada penjelasan kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga dan bayi yang justru jadi persoalan besar saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun