Kalau sering keputihan bisa jadi itu gejala IMS. Maka, segeralah ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Jangan beli obat sendiri dan jangan pula andalkan ramuan herbal. Kalau penyakit tidak sembuh efek buruk terhadap kesehatan sangat tinggi.
Mencegah penularan penyakit melalui hubungan seksual adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual dengan yang mengidap IMS atau HIV/AIDS atau dua-duanya sekaligus. Kalau tidak bisa diketahui apakah pasangan mengidap IMS atau HIV/AIDS, maka laki-laki harus selalu memakai konsom selama hubungan seksual.
Ingat bahwa sekali virus (HIV) masuk ke aliran darah, maka virus akan ada di dalam tubuh sampai mati. Obat-obatan yang ada, obat antiretroviral (ARV), hanya memperlambat laju penggandaan HIV di dalam darah. Tidak ada obat yang bisa mematikan HIV di dalam tubuh manusia.
(2), (3) dan (4) Tes HIV di klinik-klinik VCT yang ditentukan pemerintah, seperti di Puskesmas dan rumah sakit umum daerah, identitas terjamin dan tes dilakukan sesuai dengan standar prosedur operasi yang baku yang mengacu ke Badan Kesehatan Sedunia (WHO). Di beberapa daerah tes HIV gratis. Silakan tanya ke Klinik VCT di tempatmu.
Tes HIV bukan untuk mengetahui kondisi kesehatan dan tes kesehatan pun tidak otomatis ada tes HIV kecuali ada permintaan.
Kalau mau tes HIV, maka stop dulu hubungan seksual selama tiba bulan ke depan karena tes HIV dengan reagent ELISA hanya akurat jika sudah ada antibody HIV di dalam darah. Antibody HIV bisa terdeteksi ELISA jika virus sudah ada lebih dari tiga bulan di dalam darah.
Sebaiknya jalani tes HIV agar bisa diketahui status HIV-mu sehingga hasil tes bisa dijadikan patokan untuk melanjutkan kehidupan ke depan. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H