Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cewek Ini Keputihan Setelah Lakukan Hubungan Intim dengan 4 Pria

18 Oktober 2017   14:19 Diperbarui: 18 Oktober 2017   14:29 2555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.slate.com)

Tanya Jawab AIDS No3/Oktober 2017

Oleh: Syaiful W HARAHAP -- AIDS Watch Indonesia

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. 

Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: "AIDS Watch Indonesia" (http://www.aidsindonesia.com) dan kompasiana.com/infokespro. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp:  0811974977. Redaksi.

*****

Tanya: Saya seorang cewek, 22 tahun, karyawati, yang selama dua tahun ini sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Total selama ini saya sudah berhubungan seksual dengan 4 cowok yang berbeda, sebut saja A, B, C dan D. Semua hubungan seksual kami lakukan dengan kondisi cowok tidak memakai kondom. Perilaku ini saya lakukan sejak dua tahun yang lalu. Pertama saya pacaran dengan A dan B, kemudian putus. 

Seterusnya pacaran dengan C dan D. Selama ini saya tidak pernah mengalami gangguan kesehatan di vagina saya. Yang saya alami selama ini hanya masalah keputihan. Pertanyaan saya: (1) Bagaimana caranya agar terhindar dari hal-hal yang tidak saya inginkan dari hubungan seksual tsb., yaitu penyakit-penyakit akibat hubungan seksual di luar nikah dan berganti-ganti pasangan? (2) Di mana saya bisa tes HIV dengan konseling yang nyaman agar saya bisa tenang dan bisa mengetahui status kesehatan saya? (3) Apakah rahasia tentang saya terjamin di tempat tes HIV? (4) Berapa biaya tes HIV?

Via SMS (17/10-2017) dari salah satu kota di Jawa Barat

Jawab: (1) Yang membuat ada risiko tertular penyakit yang disebut infeksi menular seksual/IMS (kencing nanah/GO, raja singa/sifilis, virus hepatitis B, klamidia, jengger ayam, herpes genitalis, dll.) serta HIV/AIDS bukan karena hubungan seksual di luar nikah, tapi hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak pakai kondom. Risiko tertular IMS dan HIV/AIDS atau kedua-duanya sekaligus bisa terjadi pada hubungan seksual di dalam dan di luar nikah jika salah satu mengidap IMS atau HIV/AIDS atau kedua-duanya.

Perilakumu jelas berisiko karena tidak ada jaminan keempat cowok itu tidak mengidap IMS atau HIV/AIDS. Atau tidak ada jaminan keempat cowok itu tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan perempuan lain, bisa pekerja seks komersial (PSK) atau bukan PSK. Kalau di antara empat cowok itu ada yang idap IMS atau HIV/AIDS ada risiko penularan kepadamu karena ketika melakukan hubungan seksual cowok tidak pakai kondom.

Yang perlu diingat tidak semua infeksi atau kesakitan karena IMS dan HIV/AIDS di alat kelamin. Seperti, infeksi virus hepatitis B dan HIV/AIDS justru terjadi di darah bukan di alat kelamin.

Kalau sering keputihan bisa jadi itu gejala IMS. Maka, segeralah ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Jangan beli obat sendiri dan jangan pula andalkan ramuan herbal. Kalau penyakit tidak sembuh efek buruk terhadap kesehatan sangat tinggi.

Mencegah penularan penyakit melalui hubungan seksual adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual dengan yang mengidap IMS atau HIV/AIDS atau dua-duanya sekaligus. Kalau tidak bisa diketahui apakah pasangan mengidap IMS atau HIV/AIDS, maka laki-laki harus selalu memakai konsom selama hubungan seksual.

Ingat bahwa sekali virus (HIV) masuk ke aliran darah, maka virus akan ada di dalam tubuh sampai mati. Obat-obatan yang ada, obat antiretroviral (ARV), hanya memperlambat laju penggandaan HIV di dalam darah. Tidak ada obat yang bisa mematikan HIV di dalam tubuh manusia.

(2), (3) dan (4) Tes HIV di klinik-klinik VCT yang ditentukan pemerintah, seperti di Puskesmas dan rumah sakit umum daerah, identitas terjamin dan tes dilakukan sesuai dengan standar prosedur operasi yang baku yang mengacu ke Badan Kesehatan Sedunia (WHO). Di beberapa daerah tes HIV gratis. Silakan tanya ke Klinik VCT di tempatmu.

Tes HIV bukan untuk mengetahui kondisi kesehatan dan tes kesehatan pun tidak otomatis ada tes HIV kecuali ada permintaan.

Kalau mau tes HIV, maka stop dulu hubungan seksual selama tiba bulan ke depan karena tes HIV dengan reagent ELISA hanya akurat jika sudah ada antibody HIV di dalam darah. Antibody HIV bisa terdeteksi ELISA jika virus sudah ada lebih dari tiga bulan di dalam darah.

Sebaiknya jalani tes HIV agar bisa diketahui status HIV-mu sehingga hasil tes bisa dijadikan patokan untuk melanjutkan kehidupan ke depan. *

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun