Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penanggulangan AIDS dengan Tes HIV Calon Pengantin Pria Bak Menggantang Asap

9 Mei 2017   19:40 Diperbarui: 9 Mei 2017   19:49 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: dpbh.nv.gov)

Lagi pula berapa pasangan, sih, yang menikah setiap hari di Kota Pekanbaru?

Coba bandingkan dengan laki-laki yang melakukan perilaku (a) dan (b). Memang, di Kota Pekanbaru tidak ada lokasi atau lokalisasi pelacuran, tapi itu tidak jaminan di Kota Pekanbaru tidak ada PSK yang melayani hubungan seksual dengan laki-laki, termasuk laki-laki yang beristri.

Persoalan lain adalah masa jendela yaitu tertular di bawah tiga bulan. Bisa saja ketika tes HIV menjelang pernikahan calon suami baru tertular HIV. Tes HIV dengan ELISA akurata kalau virus (HIV) sudah tiga bulan lebih ada di dalam darah. Tes HIV pada masa jendela bisa menghasilkan negatif palsu (virus sudah ada di darah tapi tidak terdeteksi) atau positif palsu (virus tidak ada di darah tapi hasil tes reaktif).

Di sisi lain si suami kelak pakai surat keterangan HIV-negatif melalui tes ketika akan menikah jika istrinya terdeteksi mengidap HIV/AIDS dengan menuduh istrinya selingkuh Kasus seperti ini sudah sering terjadi. Suami menuduh istri yang selingkuh ketika istrinya terdeteksi HIV/AIDS melalui tes HIV waktu istrinya hamil.

Jangan pula lupa, calon pengantin wanita pun bisa saja tertular HIV biar pun masih perawan. Misalnya, transfusi darah, seks anal, seks oral atau jarum suntik pada penyalah guna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya).

Kalau penaggulangan HIV/AIDS di Kota Pekanbaru hanya dengan tes HIV terhadap calon pengantin, maka insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi yaitu melalui perilaku berisiko (a) dan (b).

Yang bisa diintervensi hanya perilaku berisiko (b) itu pun kalau praktek pelacuran dilokalisir. Laki-laki diharuskan memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan PSK.

Dengan kondisi sekarang dengan praktek pelacuran yang terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu maka tidak bisa ditanggulangi dengan cara yang realistis. Itu artinya penyebaran HIV di Kota Pekanbaru akan terus terjadi yang kelak bermuara pada ‘ledakan AIDS’. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun