Ketika ada pelaku sodomi ditangkap polisi berita di media massa dan media online pun langsung menyebut sebagai pedofilia atau gay. Ini tidak pas karena seks anal tidak hanya dilakukan oleh pedofilia dan gay. Lagi pula sodomi dilakukan dengan bujukan dan ancaman sehingga bukan pedofilia (Pelaku Sodomi Tidak Otomatis Seorang Paedofilia atau Gay).
Begitu juga dengan kasus-kasus prostitusi atau pelacuran anak selalu saja dikaitkan dengan pedofilia dan gay. Padahal, pelaku pelacuran anak bukan karena mereka pedofilia atau gay. Ada beberapa alasan laki-laki dewasa melakukan hubungan seksual, seks vaginal dan seks anal, dengan anak-anak, misalnya mereka menganggap anak-anak ‘bersih’, bebas penyakit kelamin, dll. (Prostitusi Anak: Seks Anal Tidak Otomatis Hanya Dilakukan oleh Gay).
HIV/AIDS
Jumlah kasus terkait parafilia yang ditangani polisi tidak menggambarkan kasus yang terjadi di masyarakat. Kasus-kasus yang tidak dilaporkan (dark number) terjadi karena banyak alasan, seperti malu karena menyangkut anggota keluarga, dll.
Parafilia lain, seperti cougar, bestialis, dan fetihisme juga banyak terjadi tapi kasus yang sampai ke polisi masih sedikit. Biar pun kasus yang dilaporkan sedikit bukan berarti perilaku ini bisa diabaikan karena potensial sebagai kasus yang menyerang harkat manusia.
Bentuk parafilia lain yang juga banyak kasus yang dilaporkan adalah incest yaitu hubungan seksual antar anggota keluarga sedarah. Sudah ada 19 kasus yang dilaporkan. Incest ini jadi masalah besar karena terkait dengan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Hampir tidak ada jalan bagi mereka untuk menghentikan kehamilan. Padahal, anak-anak yang lahir dari kehamilan incest biasanya akan mengalami masalah kesehatan.
Masalah lain yang luput dari perhatian terkait dengan perilaku parafilia adalah infeksi menular seksual (IMS), dikenal luas sebagai ‘penyakit kelamin’, seperti kencing nanah (GO), raja singat (sifilis), virus hepatitis B, klamidia, dll., serta HIV/AIDS.
Dalam kaitan itulah diharapkan tenaga medis di Puskesmas, poliklinik, balai pengobatan, dll. lebih awas memeriksa anak-anak dan remaja yang berobat. Seperti kasus infantofilia di Jakarta Timur tenaga medis di salah satu rumah sakit swasta jeli ketika memeriksa pasien dengan memeriksa bagian-bagian tubuh bayi tsb. Tenaga medis menemukan vagina bayi itu infeksi. Rumah sakit meneruskan kasus ke polisi.
Sedangkan kasus pedofilia sangat sukar dihadapi karena tidak ada unsur paksaan. Bahkan, ada orang tua yang senang ketika anaknya dibawa ke luar negeri dengan alasan akan disekolahkan di sana. Yang lain dengan modus anak angkat, anak asuh, istri, dll. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H