Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Program Penanggulangan AIDS di Indonesia Mengekor ke Ekor Program Thailand

25 Februari 2017   22:40 Diperbarui: 25 Februari 2017   22:59 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang bisa dijangkau untuk promosi kondom bagi laki-laki hanya pada tipe PSK (a) dengan catatan mereka praktek dilokalisasi. Sedangkan pada tipe PSK (b) tidak bisa dilakukan penjangkauan karena transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu.

Nah, tantangan bagi komunitas terdampak yang selalu menyebut diri sebagi pihak yang paling penting dalam penanggulangan HIV/AIDS, apakah bisa memberikan pencerahan kepada pihak-pihak atau kalangan yang selama ini menentang lokalisasi pelacuran dan promosi kondom?

Kalau tak bisa, ya, sama saja dengan pihak-pihak lain yang bukan komunias terdampak. Maka, persoalan bukan pada ranah melibatkan atau tidak melibatkan komunitas terdampak, tapi bagaiman program yang ril bisa dijalankan dengan cara-cara yang realistis bukan hanya sebatas slogan yang ujung-ujungnya hanya sebagai orasi moral.

Kembali ke pokok masalah Thailand menjalankan lima program besar dengan skala nasional yang berkelanjutan. Kondom justru ada di ekor program, tapi di Indonesia, terutama dalam perda-perda AIDS itu yang dijadikan alat pencegahan adalah kondom.

Tapi, tidak cara-cara yang realistis untuk menjalankan program kondom karena tidak ada lokalisasi pelacuran.

Selain itu Thailand memberikan sanksi kepada germo, sedangkan di Indonesia yang dipenjarakan adalah PSK yang terdeteksi mengidap IMS (infeks menular seksual, seperti kencing nanah/GO, raja singa/sifilis, virus hepatitis B, klamidia, virus kanker serviks, dll.).

Yang tidak masuk akal adalah mereka lupa kalau PSK yang dipenjarakan itu bisa saja tertular dari laki-laki setempat, lalu sudah puluhan, bahkan ratusan bisa juga ribuan laki-laki yang berisiko tertular IMS atau HIV/AIDS atau dua-duanya sekaligus. Selain itu satu PSK dipenjarakan, ratusan PSK ‘baru’ datang menggantikan.

Jika ingin meniru keberhasilan Thailand, maka copy-paste-lah program dengan utuh bukan cuma mencangkok ekor program. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun