Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kencan Online Mendorong Peningkatan Kasus Penyakit Kelamin

29 Januari 2017   19:48 Diperbarui: 29 Januari 2017   19:58 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.healthapta.com)

Dilaporkan oleh “Australia Plus” Badan kesehatan Queensland, Australia,para ahli mengaku terkejut dengan lonjakan besar pada kasus kencing nanah (GO-gonorrhea) ketika mereka berhadpan dengan peningkatan jumlah kasus infeksi menular seksual (IMS) di Queensland (australiaplus.com, 12/1-2017). Di judul tulisan disebutkan ‘penyakit kelamin’ sebagai istilah untuk IMS karena lebih akrab di telinga banyak orang.

Bahkan, ada warga yang harus dirawat karena infeksi GO. Kasus IMS tahun 2016 terdeteksi pada 27.506 warga. Jumlah ini meningkat 32 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan kasus GO pada tahun 2016 terdeteksi pada 4.006 warga. Tahun sebelumnya 3.038 kasus. Tahun 2016 Pemerintah Queensland mengeluarkan dana Rp 180 miliar untuk memerangi infeksi GO dengan berbagai macam program yang terfokus.

Penyakit menular melalui hubungan seksual (seks vaginal, seks oral dan seks anal) disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae atau gonococcus yang terdapat dalam cairan penis dan vagina orang yang terinfeksi GO. Infeksi GO tidak hanya di alat kelamin (penis dan vagina), tapi juga bisa terjadi di anus, serviks (leher rahim), uretra (saluran kencing), mata, serta di tenggorokan. Gejalanya jika kencing teras perih dan warna air kencing hijau atau kuning.

Lalu, mengapa kasus GO meningkat tajam di Queensland?

Dr Wendell Rosevear, yang menjalankan klinik khusus kesehatan seksual di kota Brisbane, mengatakan salah satua faktor yang mendorong peningkatkankasus GO adalah perubahan budaya berkencan. Kehadiran internet memungkinkan seseorang lebih mudah mencari dan mendapat teman kencan

Dalam bahasa Dr Wendell dia mengatakan: "Kami melihat beberapa dinamika baru, di mana orang menginginkan seks yang instan, melalui internet, sehingga dalam satu hari mereka akan memiliki beberapa pasangan." Dari pasien-pasien IMS yang dia tangani ternyata banyak di antara mereka yang punya pasangan seks antara 4-10 dan dengan mereka ini pulalah hubungan seksual terjadi setiap hari. Laki-laki pun tidak pakai kondom sehingga risiko tertular IMS sangat besar.

Jadi, peningkatan kasus IMS, terutama GO, bukan karena bakteri hidup di alam bebas sehingga menulari banyak orang, tapi menular dari orang yang mengidap GO ke orang lain melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Selain itu bakteri ini pun tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia sehingga tidak ada alasan bagi seseorang yang mengatakan dia tertular GO dari toiletk tempat duduk di bioskos atau angkutan umum, di kolam renang, dll.

Yang jadi persoalan besar adalah selama ini risiko tertular ‘penyakit kelamin’ karena berhubungan seksual dengan perempuan nakal, pekerja seks komersial (PSK), serta dilakukan di tempat-tempat transaksi seks dan lokalisasi pelacuran. Inilah yang menyesatkans sehingga orang-orang yang melakukan hubungans seksual dengan teman kencan yang didapat dari Internet merasa aman karena mereka tidak melakukannya dengan perempuan nakal dan PSK. Tempatnya pun bisa di hotel, rumah atau apartemen.

Menurut Dr Wendell, banyak orang yang tertular IMS bukan hanya karena ketidaktahuan mereka, tapi juga karena ada dokter tidak memberikan pengobatan yang semestinya. Selain itu tidak jarang pula orang-orang yang mengalami gejala IMS membeli obat-obatan secara bebas sehingga tidak efektif karena obat IMS diberikan dokter berdasarkan uji laboratorium terhadap infeksi sehingga tidak ada obat yang berlaku umum untuk IMS.

Sedangkan Direktur Layanan Kesehatan Seksual di Cairns, Darren Russell, mengatakan peningkatkan kasus IMS itu mengejutkan. Ia berharap data lanjuitan soal usia, jenis kelamin, etnis dan perilaku seksualitas pasien akan memberikan gambaran yang lebih dari kasus yang melonjak ini.

Karena infeksi GO dan IMS lain sering tanpa gejala yang khas membuat penyebaran penyakit ini kian tinggi karena banyak orang yang tidak menyadari dirinya sudah mengidap GO atau IMS lain. Dampai GO terhadap kesehatan beragam. Mulai dari kemandulan, kerusakan pada alat kelamin sampai menginfeksi mata bayi saat persalinan jika ibunya mengidap GO.

Bagaimana dengan di Indonesia? Tidak ada catatan yang khusus tentang penyebaran GO atau IMS lain. Apa lagi sejak reformasi ada euforia melenyapkan tempat-tempat maksiat, terutama lokalisasi pelacuran. Dengan langkah ini seolah-olah negeri ini bebas dari penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Tentu saja hal itu hanya mitos (anggapan yang salah) karena hubungan seksual seperti peraktek pelacuran dan transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu. Yang jelas dan faktual sekarang ini justru praktek pelacuran online melalui media sosial menjamur di Indonesia. Itu artinya penyebaran ‘penyakit kelamin’ adalah nyata melalui hubungan seksual pada praktek pelacuran tsb. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun