Yang sangat tidak masuk akal adalah Ahok sendiri mengembalikan kelebihan sisa uang operasinal tahun 2014 ke kas sebesar Rp 4,8 miliar yang merupakan peninggalan mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang tidak digunakan selama empat bulan. Ini yang pertama terjadi di Indonesia (kompas.com, 11/3-2015). Itu artinya Ahok berani melawan ‘titah’ Lord Acton (Cagub/Cawagub DKI 2017-2022: Ahok Berani Melawan ''Titah'' Lord Acton).
Ketika cagub/cawagub petahana dihadang, maka cagub/cawagub lain pun tidak mengetahui program lanjutan cagub/cawagub petahana karena tidak bisa kampanye. Berita di media massa dan media online menyebutkan bahwa orang-orang yang menghadang cagub/cawagub petahana justru bukan warga setempat. Bahkan, di Pela Mampang, Jakarta Selatan, warga bentrok dengan pendemo  ketika cawagub petahana Djarot dihadang oleh pendemo (kompas.com, 15/11-2016).
Ketika ada cagub dan cawagub yang akan menyampaikan kabar baik dengan niat untuk memajukan warga tapi dihalang-halangi, itu artinya terjadi perbuatan yang mengabaikan etika ketimuran dan merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma dan moral serta melawan hukum. Bahkan, termasuk sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM). Dengan kondisi seperti itu empati pun akan menjadi hadiah bagi cagub/cawagub yang dihadang oleh pendemo bayaran yang sudah mengabaikan norma, moral dan hukum.
Program lanjutan jika cagub/cawagub petahana merupakan peningkatan dari program yang sudah ada. Bisa dikatakan sebagai kejutan bagi pemilih. Celakanya, dua pasangan cagub/cawagub tidak mengetahui program yang akan jadi kejutan karena cagub/cawagub petahana dihadang agar tidak bisa kampanye menyampaikan program. Tentu saja hal ini ibarat  berjalan di rimba menuju tempat yang tidak jelas sehingga materi kampanye pun tidak lebih dari yang sudah dijalankan petahana.
Warga DKI Jakarta yang hidup di alam metropolitan tidak sekedar bertumpu pada otak, tapi akan memakai nalar dalam menanggapi kampanye yang kelak jadi pertimbangan di bilik suara untuk mencoblos cagub/cawagub yang memenuhi harapan sebagai warga Jakarta berdasarkan pengalaman selama ini. *
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI