Menurut wartawan yang menulis berita ini poin penting yang harus dilakukan adalah orang tua harus memeriksa kesehatan calon menantunya bila ingin menikahkan anaknya. “Jangan bangga pada motto,… oo…calon menanatu saya baru pulang dari Malaysia.“
Tes HIV pada calon menantu tidak jaminan si menantu selamanya akan bebas dari HIV/AIDS. Bisa saja setelah menikah si suami melakukan perilaku yang berisiko tertular HIV/AIDS yaitu salah satu dari lima perilaku di atas sehingga tertular HIV. Jika ini terjadi, maka bisa saja si suami menuding istrinya yang selingkuh karena dia memegang surat keterangan ‘bebas AIDS’.
Satu hal yang luput dari perhatian Pak Bupati adalah sebelum seorang pengidap HIV/AIDS mati jika tidak ditangani sejak terdeteksi tanpa dia sadari dia menularkan HIV/AIDS kepada orang lain. Misalnya, kalau seorang laki-laki maka dia akan menularkan HIV/AIDS ke istrinya. Kalau istrinya lebih dari satu, maka kian banyak perempuan dan bayi yang berisiko tertular HIV/AIDS hanya karena seruan bupati: ‘Yang Terindikasi HIV/AIDS Biarkan Mati’. *** [AIDS Watch Indonesia] ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI