Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Di Kota Probolinggo, Jatim: Penanggulangan HIV/AIDS Sosialisasi ke Salon-salon Kecantikan

15 September 2015   18:47 Diperbarui: 15 September 2015   19:04 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari segi de jure benar karena sejak reformasi pusat-pusat rehabilitasi dan resosialisasi pelacuran ditutup.

Tapi, apakah Komisi C DPRD Kota Probolinggo bisa memberikan jaminan bahwa di kota ini sama sekali tidak ada praktek pelacuran?

Tentu saja tidak karena secara de facto praktek palcuran terjadi dalam berbagai bentuk di sembarang tempat dan sembarang waktu, seperti di penginapan, losmen, hotel melati dan hotel berbintang dengan cewek panggilan.

"Dinkes mulai sekarang harus turun ke salon-salon. Salon kecantikan atau salon rambut yang menggunakan silet harus hati-hati. Silet yang sudah dipakai jangan dipakai untuk pelanggan yang lain. Darah yang menempel dari silet yang digunakan untuk mencukur penderita HIV/AIDS bisa menular ke yang lain," kata Ketua Komisi C DPRD Kota Probolinggo Agus Rianto dalam dengar pendapat bersama Dinkes Probolinggo, Selasa (15/9/2015). 

Tak hanya itu, Agus menyatakan, Komisi C juga merekomendasikan agar aparat dinkes turun ke sekolah-sekolah dan mendekati pelajar agar menjauhi perilaku yang bisa menimbulkan risiko penularan HIV/AIDS.

Menurut Agus, tugas memberantas penularan HIV/AIDS adalah tugas bersama semua elemen masyarakat. Tak hanya dinkes, tokoh agama dan tokoh masyarakat dilibatkan dalam sosialisasi ini. 

"Terlebih lagi, jumlah penderita HIV/AIDS mengkhawatirkan. Untuk tahun 2014 hingga September, penderita HIV/AIDS sebanyak 17 laki-laki, 7 perempuan, dan 7 orang meninggal dunia," kata dia. 

Kalau saja Pak Ketua itu tahu bahwa angka yang dilaporkan itu hanya sebagian kecil karena penyebaran HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es tentulah jauh lebih mengkhawatirkan. Kasus yang terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan es di bawah permukaan air laut.

Atau lagi-lagi Pak Ketua mengatakan bahwa penduduk Kota Probolinggo, khususnya laki-laki dewasa, tidak ada yang pernah atau sering melacur dengan PSK langsung atau PSK tidak langsung di Kota Probolinggo atau di luar Kota Probolinggo.

Syukurlah kalau memang Pak Ketua bisa menjamin bahwa tidak ada laki-laki dewasa penduduk Kota Probolinggo yang pernah atau sering melacur dengan PSK langsung atau PSK tidak langsung di Kota Probolinggo atau di luar Kota Probolinggo.

Dalam berita ini sama sekali tidak ada informasi tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang rasional. Padahal, HIV/AIDS sebagai fakta medis bisa dicegah dengan cara-cara yang rasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun