Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serial Santet #18 | Ditipu Guru Agama

25 Desember 2013   02:43 Diperbarui: 15 Juni 2018   09:27 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena tabiat anak saya, laki-laki, tidak seperti anak sesusianya sejak kelas lima SD saya terus berusaha mencari penjelasan tentang tabiatnya itu.

Berbagai tingkahnya tidak mencerminkan usianya. Seorang rekan paranormal mengatakan bahwa sudah dimasukkan ilmu ’macan putih’ ke tubuh putra saya. Ya, salah satu tabiatnya memang persis harimau. Tenaganya kuat sekali.

Itu artinya, ada ‘mahkluk’ yang menyandera putra saya. Belakangan anak saya menceritakan bahwa namanya diganti oleh keluarga ibunya dan ditabalkan tengah malam di sungai kecil dengan air kembang.

Melalui seorang guru agama, sebut saja ”X”, yang tinggal di wilayah Kab Karawang, Jabar, saya pun akhirnya berkenalan dengan seorang paranormal di Kopo, Cikampek, Jabar.

Guru agama ini beberapa kali datang ke rumah dipanggil ’orang rumah’. Katanya bisa mengobati penyakit terkait dengan mistik.

Suatu hari, di tahun 2004, ”X” mengatakan bahwa saudara ’orang rumah’ memelihara ilmu yang tidak baik bagi seorang Muslim.

Tapi, ’orang rumah’ bersikeras dan mengatakan itu tidak benar. ”X” kemudian menawarkan diri untuk mengusir mahkluk yang ada di badan anak-anak saya dan yang ada di rumah.

Menurut “X” dia harus pergi ke petilasan Parahiyangan di Ujung Genteng, sebuah tempat di selatan Sukabumi, Jawa Barat. Dia harus membawa sajen, antara lain ayam cemani (ayam yang seluruh tubuhnya hitam).

Saya sendiri pernah ke Ujung Gentang (1987) untuk liputan, ketika itu saya bekerja di Tabloid “Mutiara”, Jakarta.

Bertolak dari pengalaman saya ke sana, maka saya berikan biaya yang pantas. Hitung-hitungan saya ”X” membutuhkan waktu minimal empat sampai lima hari pulang pergi.

Eh, baru dua hari setelah pergi dari rumah dia sudah ada lagi di rumah membawa tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun