Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Nasib Mereka yang Tertular HIV*

27 Desember 2013   15:50 Diperbarui: 15 Desember 2023   06:13 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu pula dengan pemeriksaan, aparat kesehatan di daerah, seperti Puskesmas Tempauran, Kab Karawang, Jabar, tidak menghargai Am, salah seorang yang divonis di Riau seropositif, agar darahnya diperiksa di RSCM Jakarta.

 [Baca juga: Duka Lara Seorang Wanita yang Divonis Mengidap HIV]

Am dinyatakan seropositif tapi tetap menolak karena darahnya diperiksa di puskesmas. Pendapat Am ini beralasan karena pacarnya, seorang pengusaha di Singapura, mengangap bahwa yang namanya rumah sakit, ya, rumah sakit umum semacam RSCM. Pola pikirnya (maksunya pacar Am-pen.) tentu mengikuti Singapura yang mungkin tidak memiliki puskesmas. Sayang, Puskesmas Tempuran menolaknya. Karena merasa dirinya negatif Am pun sekarang bekerja di sebuah warung nasi di Bekasi.

Tetanggan Mh pun mengatakan bahwa umurnya tinggal dua tahun lagi ketika berita tentang dirinya tersebar luas di beberapa koran dan siaran televisi di “RCTI”. Bahkan, ada tetangganya yang berani bertaruh akan memberikan hadiah kepada Mh kalau bertahan hidup lebih dari dua tahun. “Sekarang sudah empat Lebaran anak saya tetap sehat,” kata Bu Tarmen masih denga mata yang berkaca-kaca.

Yang paling menyakitkan Tarmen adalah ketika berita yang menyebutkan bahwa keluarganya tergolong berada. Memiliki sawah dan rumah bagus. Apalagi berita menggambarkan seolah-olah rumah dan sawah mereka itu merupakan hasil jerih payah Mh selama di Riau. “Ya, ampun, rumah kami di sana (maksudnya di Cibuaya-pen.) cuma rumah gedeg berlantai tanah. Itu pun rumah kakak saya,” kata Tarmen masih dengan terisak-isak.

Sebagai buruh tani Kartam harus menghidupi istri dan emam anaknya. Mh sendiri hanya bekerja di rumah Romal selama delapan bulan.

Berbulan-bulan mereka menghadapi cercaan. Akhirnya, Kartam semakin terpuruk dan tidak bisa lagi menghadapinya. Merek apun sepakat utuk mengizinkan Mh bekerja di Arab Saudi. Melalui PT Sapta Saguna, sebeuah perusahaan pengerah tenaga kerja di Jakarta Timur, Mh berangkat ke Arab.

Keberangkatan Mh itu pulalah yang semakmin membingungkan Kartam karena pemerisaan keseahatan calon TKI ke Arab khususnya dan ke luar negeri umumnya sangat ketat. “Yang rematik saja tidak lolos,” kata Mh sambil menyebut beberapa temannnya yang tidak bisa ikut karena berbagai penyakt “biasa”, seperti darah tinggi, penyakit jantung, dll.

Lebih mengherankan lagi bagi Mh karena ia menilai pemerisaan darah di Tanjung Batu, Kab Riau Kepualuan, Prov Riau, sangatr janggal karena yang menyuruhnya berobat ke rumah sakit, Muchtar, seorang petugas keamanan di sana, tapi yang menyebutkan hasilnya justru orang yang tidak dikenalnya. “Saya baru bertemu orang itu hari itu,” kata Mh tentang laki-laki tegap tinggi berkulit hitam yang menyebutnya positif mengidap virus HIV/ADS.

Muchtar menyuruhkan ke rumah sakit seminggu setelah darahnya diambil. Di rumah sakit Mh bertemu dengan Dokter Eka. Karena dinyatakan berpenyakit Mh pun bersikeras pulang ke kampugnya. Tapi ketika itu Dokter Eka melarangnya pulang dan memintanya tetap di Tanjung Batu.

Cuma, karena penasaran ia tetap bersikeras pulang ke kampungnya. “Untuk memeriksakan kesehatan,” katanya kepada “Mutiara”. Sampai sekarang pun Mh tidak pernah menerima surat resmi dari aparat terkait tentang dirinya. Kartam berhadap agar penjelasan tentang anaknya langsung diterimanya dari pejabat yang berkaitan. Tapi, sampai hari ini tidak ada keterangan resmi deterimanya tentang anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun