Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

AIDS di Bangka Selatan: Mengabaikan Laki-laki Penular HIV kepada PSK dan Laki-laki yang Tertular HIV dari PSK

16 Mei 2011   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:35 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boleh-boleh saja melarang dua PSK praktek, tapi Kadinkes Basel khilaf kalau laki-laki yang menularkan HIV kepada dua PSK tsb. dan laki-laki yang tertular HIV dari dua PSK itu akan menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal di masyarakat, tertutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. 'Hasilnya' dapat dilihat dari kasus HIV/AIDS yang terdeteski pada ibu-ibu rumah tangga.

Rupanya, Dinkes Basel menjadikan PSK sebagai 'sasaran tembak'. Padahal, ada mata rantai penyebaran HIV yang luput dari perhatian, yaitu: laki-laki yang menularkan HIV kepada PSK dan laki-laki yang tertular HIV dari PSK. Mereka ini dalam kehidupan sehari-hari bisa sebagai seorang suami, pacar, selingkuhan, lajang, duda atau remaja yang bekerja sebagai pegawai, karyawan, mahasiswa, pelajar, petani, nelayan, maling, dll.

Selama penanggulangan hanya menjadikan PSK sebagai 'kambing hitam' maka selama itu pula penyebaran akan terus terjadi. Soalnya, selain terular di Basel bisa saja laki-laki dewasa penduduk Basel tertular HIV di luar Basel atau di luar negeri.

Jika tidak ada tindakan yang konkret dalam menanggulangi penyebaran HIV/AIDS di Basel, maka Pemkab Basel tinggal menunggu 'panen' AIDS karena kasus-kasus yang tidak terdeteksi akan menjadi 'bom waktu' ledakan AIDS.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun