Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelaku Sodomi (Akan) Memakai Pembenaran Mereka Pernah Jadi Korban

9 Mei 2014   16:18 Diperbarui: 27 Mei 2016   08:28 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13996018381986447738

Yang perlu diingat adalah kalangan paedophilia tidak melakukan pemaksaan hubungan seksual (sodomi) karena mereka akan menjadikan anak-anak itu sebagai “kekasih” bak dalam percintaan.

Maka, pelaku sodomi adalah paedopihila yang tidak bisa melakukan “percintaan” dengan anak-anak sehingga perbuatan mereka melakukan sodomi atau perkosaan adalah perbuatan yang melawan hukum.

Berbeda dengan paedophilia yang “merawat” anak-anak untuk mereka jadikan pemuas seks sulit terungkap selama anak-anak tsb. atau orang tua mereka melaporkan hal tsb. ke polisi.

Hasrat parafilia datang secara alamiah karena berbagai faktor yang sudah ada dalam diri seseorang. Sama halnya dengan hasrat untuk melakukan hubungan seksual yang datang karena berbagai faktor bisa datang tanpa dirancang atau direncanakan.

Di salah satu daerah yang menjadi “tujuan” paedophilia laki-laki dewasa yang membawa anak-anak mereka membangun rumah dan melengkapinya dengan peralatan elektronik serta mengirimkan uang secara rutin. Biasanya, alasan yang diberikan kepada orang tua anak-anak itu adalah mereka akan merawat dan menyekolahkan anak-anak tsb. di negaranya.

Polri sendiri memetakan daerah rawan paedophilia asing di Indonesia dengan balutan pariwisata dengan sasaran seks anak ada di Bali, NTB, Jawa Timur, Batam, dan Jawa Barat (merdeka.com, 25/4-2014),

Selama pelaku sodomi tetap disebut sebagai korban, maka selama itu pula mereka akan memakai hal itu sebagai pembenar bagi tindakan mereka. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun