Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelaku Sodomi (Akan) Memakai Pembenaran Mereka Pernah Jadi Korban

9 Mei 2014   16:18 Diperbarui: 27 Mei 2016   08:28 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13996018381986447738

“Ya, menurut suami-suami itu mereka tidak mengingkari cinta karena tidak memakai penis,” kata seorang aktivis LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) di Surabaya.

Paedophilia tidak otomatis merupakan laki-laki gay (orientasi seksual laki-laki sebagai homoseksual yang tertarik kepada laki-laki) karena paedophilia juga melakukan hubungan seksual dengan anak perempuan.

Seperti yang dikatakan oleh Emon, pelaku sodomi di Sukabumi, Jabar, “Saya juga pernah jadi korban.” Pernyataan Emon ini sebagai pembenaran terhadap tindakannya. Bahkan, kutipan pernyataan Emon disebarluaskan oleh media massa, terutama televisi, yang bisa jadi akan dipakai orang-orang yang melakukan sodomi sebagai pembelaan diri.

Dari 114 anak yang dilaporkan orang tuanya, Emon melakukan sodomi kepada 22 anak, sembilan anak hanya melihat, 32 anak dilecehkan, 21 anak ketemu Emon tapi tidak diapa-apakan, 4 anak diraba-raba, 23 anak hanya dikhawatirkan orang tua menjadi korban Emon dan satu anak lainnya dianiaya (merdeka.com, 8/5-2014).

Bertolak dari pengakuan Emon tsb.: Apakah Polres Sukabumi melalukan visum terhadap Emon, dan pelaku lain yang ditangkap polisi, untuk membuktikan bahwa mereka pernah disodomi?

Ternyata tidak. Yang muncul hanya pengakuan dari pelaku.

Lalu, mengapa banyak kalangan yang selalu mengataka perbuatan paedophilia itu sebagai pengulangan dan balas dendam?

Daerah Tujuan Paedophilia

Maka, tidaklah mengherankan kalau kasus-kasus sodomi akan terus terjadi karena pelaku akan berlindung di balik pernyataan pakar: “Saya juga dulu korban sodomi.”

Adalah lebih arif kalau kalangan pakar menyebutkan bahwa mereka sebagai korban merupakan salah satu faktor yang mendorong mereka melakukan sodomi. Artinya, faktor yang mendorong seseorang melakukan sodomi bukan hanya karena mereka pernah jadi korban sodomi.

Paedophilia adalah orientasi seksual di kalangan remaja dan dewasa dalam bentuk parafilia (orang-orang yang menyalurkan dorongan hasrat seksual dengan cara-cara yang lain) yang tertarik kepada anak-anak laki-laki dan perempuan, umumnya berumur antara 6-12 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun