Mohon tunggu...
Salman
Salman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Negara Indonesia yang baik hati

Presiden Golput Indonesia, pendudukan Indonesia yang terus menjaga kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Terbuka untuk Aa' Gym

22 Januari 2017   16:56 Diperbarui: 22 Januari 2017   17:18 3042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: aceh.tribunnews.com

Bagi saya , kebenaran itu adalah asumsi  yang belum ditemukan keselahannya. Jika kesalahannya  ditemukan maka nilai kebenarannya sudah tidak berlaku.  

Kebenaran berbeda dengan keyakinan, kebenaran memerlukan validasi, sedang keyakinan tidak perlu. Oleh sebab itu ketika para pemuka agama atau ulama harus hati-hati ketika berbicara kebenaran yang bukan dalam konteks  keyakinan. Jika para ulama sudah banyak bicara kebenaran yang bukan dalam kontek keyakinan dan ulama tersebut tidak mempunyai kompetensi keilmuan bidangnya maka bukan tidak mungkin akan memperburuk situasi. Bukankah sudah ada hadisnya? Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Hadis ini berlaku juga untuk para ulama.

.... nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran.

Melalui kesempatan ini saya mau mengktritisi  ceramah Aa’ Gym yang terdapat di video berikut : ceramah
Saya sangat menyayangkan dengan ceramah  Aa’ tersebut, saya sudah menonton lengkap video Ahok dikepulauan seribu dan saya tidak melihat penistaan Al-Qur’an  dalam pidato Ahok tersebut. Jadi kalau saya tidak tersinggung apakah saya tidak beriman?

 Saya memahami pidato Ahok tersebut sebagai sebuah kritikan bagi umat Islam yang koar-koar akan memberlakukan Syariat Islam  tapi ternyata dia korupsi, contohnya adalaha Sanusi yang sempat akan menjadi balon di Pilkada DKI.

Menurut saya, kesalahan terbesar Aa’  adalah melakukan justifikasi atau penghakiman ketika proses pengadilan baru akan dilaksanakan. Ini adalah ranah hukum dan Aa’ bukan orang yang berkompeten untuk menghakimi seseorang berdasarkan hukum yang berlaku, hukum positif Indonesia. Seharusnya ulama bisa lebih bersabar mengikuti proses peradilannya bukan menyebar provokasi kepada ummat. Tapi Alhamdulillah sekarang Aa' gym berupaya untuk menahan diri.

..... nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Saya melihat Aa’ Gym telah jauh dari nilai-nilai yang diajarkan oleh surat Al Ashr ini.

Siapakah Musuh Islam sebenarnya?

Sangat saya sayangkan terjadinya aksi yang tidak perlu, seperti Aksi Bela Islam,   411 dan 212. Apa yang dihasilkan dari Aksi  Bela Ilam 411 dan 212?  Saya hanya melihat euforia kosong jangka pendek tapi tidak membuat keadaan umat lebih baik. Buktinya sekarang kehidupan beragama bukannya lebih tenang, tapi terus gonjang-ganjing dengan isu intoleransi yang semakin menjadi-jadi. Aksi-aksi tersebut sebagian digerakkan dan diprovokasi oleh para ulama sendiri.

Ketika aksi 212, sangat banyak massa yang datang, tapi Saya tidak ikut bagian dalam aksi ini meski tempat saya sangat dekat dengan  Monas karena saya berbeda pemahaman dan tidak paham dengan tujuan aksi tersebut. Karena tempat saya dekat dengan Monas, maka Jumatan hari itu khutbahnya diisi oleh Khatib dari gerakkan 212, hal ini saya ketahui arah khutbah yang mengarah untuk membenci Ahok meski tema khutbahnya adalah tentang pentingnya sholat khusu’. Dan bagi saya ini adalah khutbah terbodoh yang pernah saya dengar, sang khatib menyampaikan sholat khusu’ itu harus dibiasakan, dibiasakan seperti merokok.  PenganalIni khotib kurang ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun