Pengadaan jumlah armada yang memadai tentu akan mengurangi banyak orang dalam antrian, ditambah juga pengurangan kapasitas shuttle bus sendiri, saya jadi tidak perlu berdesakan dengan pengunjung lainnya.
Rupanya tiket masuk GWK ini dapat dibeli secara online melalui website yang terhubung ke aplikasi Traveloka, jadi pengunjung hanya perlu menukarkan kode pesanan dengan tiket masuk.Â
Selain itu tersedia dua cara untuk membeli tiket di tempat, cara konvensional melalui loket yang dilayani petugas, cara lainnya terdapat self-kiosk yang bisa digunakan mandiri oleh pengunjung untuk membeli dan mencetak tiket. Karena saat itu uang tunai saya terbatas dan lumayan banyak antrian di loket, saya memilih self-kiosk agar transaksi lebih cepat dan saya bisa segera masuk ke dalam.
Petualangan dimulai...
Dari loket penjualan tiket hingga ke pintu masuk ternyata lumayan jauh jaraknya dengan jalur yang agak menanjak. Sepanjang jalan terdapat kios-kios yang disewakan GWK, banyak kios yang terbengkalai karena terpaksa tutup akibat pandemi, sisanya yang beroperasi kebanyakan diisi oleh warung-warung makanan dan penjual souvenir yang dikelola oleh masyarakat setempat.Â
Saya lumayan terperanjat sewaktu melihat harga-harga makanan minuman yang tertulis di papan depan warung. Harganya relatif murah dan sangat terjangkau, ini jauh berbeda dengan pengalaman saya selama ini bahwa makanan minuman di daerah wisata itu "mahal" karena harga yang cenderung tidak masuk akal.
Setelah 10 menit berjalan, tibalah saya di Tirta Amertha, taman air mancur dengan miniatur patung Garuda Wisnu di tengahnya. Lokasinya persis berada di depan gate masuk. Pilar-pilar menuju gate masuk dihiasi oleh patung-patung dari tokoh mitologi Hindu.