Sukses Menarik Perhatian Direktur Beserta Tim Visitor Belmawa Kemendiktisaintek melalui "Sekolah Srikandi"-nya, Tim PPK Ormawa BEM Fisipol UMY akan Terbang ke Bali Mengikuti Abdidaya Ormawa 2024.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) seakan tidak pernah kehabisan ide dan tenaga dalam melaksanakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM Fisipol) UMY menjadi salah satu dari lima tim dari UMY yang berhasil diundang oleh Kemendiktisaintek dalam melaksanakan penganugerahan tim pelaksana Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) di Bali.
Program unggulan BEM Fisipol UMY yang bernama "Sekolah Srikandi" ini berhasil menarik perhatian para visitor Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) pada acara visitasi, Ahad (27/10) di Desa Kebonagung, Imogiri, Bantul, dengan berbagai program pelatihan life skills dan soft skills yang sukses dilaksanakan untuk menunjang kapasitas keahlian dan ekonomi perempuan Desa Kebonagung.
Program pemberdayaan perempuan yang diprakarsai oleh 13 anggota tim dan 13 volunteer dari mahasiswa Fisipol UMY ini dilaksanakan sejak bulan Juni hingga Oktober 2024, dan secara resmi ditutup dalam sebuah acara meriah yang dihadiri oleh tim visitor dari Belmawa. Kunjungan ini bertujuan sebagai monitoring kegiatan Sekolah Srikandi dan mengapresiasi dampak positif yang telah dihasilkan oleh program ini terhadap masyarakat setempat, khususnya perempuan di Desa Kebonagung.
Tim visitor terdiri dari para ahli dan akademisi terkemuka, antara lain Direktur Belmawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI), Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., dan ketiga lainnya yakni Prof. Dr. Parmin, M.Pd., Filmada Ocky, M.Eng., dan Hari Jefri Vernando, S.E. Tim Visitor mengunjungi tiga lokasi penting yang menjadi inti kegiatan Sekolah Srikandi. Kunjungan pertama dimulai di Graha Desa, tempat di mana pelatihan berlangsung. Di sana, tim visitor diperlihatkan mading informasi yang menampilkan output peserta dalam tiga aspek penting: pemahaman, keterampilan, dan sikap. Informasi terkait produk usaha kelompok yang dikembangkan oleh Desa Prima juga dipamerkan, menyoroti keberhasilan dalam menciptakan usaha berbasis komunitas.
Sri Suning mengungkapkan rasa senang dan bangganya kepada tim pelaksana serta peserta Sekolah Srikandi yang berniat dan berkolaborasi dalam mensukseskan program pemberdayaan ini demi mengembangkan kapasitas ilmu pengetahuan dan praktek dari segi individu maupun kelompok.
"Saya sangat senang sekali, ketika pertama kali menginjakkan kaki di sini, saya langsung jatuh cinta. Melihat sambutan adik-adik mahasiswa juga sangat luar biasa. Sebagai informasi ibu-ibu, saya anak dari petani pisang, makanya tadi saya melihat ada produk pisang yang diolah menjadi produk kekinian seperti kue pie itu rasanya saya sangat bangga dan nostalgia ke masa-masa dulu saya bersama keluarga. Semoga dengan niat dan usaha panjenengan semua dalam mengikuti pelatihan di Sekolah Srikandi dapat dipraktekkan di segala lini kehidupan." ujar Sri Suning setelah menyaksikan semangat peserta dalam mengikuti kelas materi public speaking.
Selama di Graha, tim visitor menyaksikan langsung interaksi antara peserta Sekolah Srikandi dengan pengajar dari PPK Ormawa BEM Fisipol UMY. Dalam suasana yang penuh keakraban, mereka juga mengamati sesi ice-breaking selama 10 menit yang dirancang untuk membantu peserta melepaskan stres setelah sesi pembelajaran. Hal ini memberikan kesempatan bagi tim visitor untuk menilai tingkat kepuasan para peserta terhadap program pelatihan yang telah berlangsung.
Kunjungan dilanjutkan ke ruang pertemuan yang lebih kecil, ruangan ini berfungsi sebagai ruang kelas teori yang digunakan ketika narasumber diisi oleh narasumber yang ahli di bidangnya. Di ruangan diskusi tersebut, para visitor dapat melihat bagaimana diskusi intim terjalin setelah pelatihan, memberikan ruang bagi peserta untuk mengeksplorasi lebih dalam materi yang telah dipelajari. Pojok literasi yang terdapat di ruangan ini juga menarik perhatian tim visitor. Mereka menemukan dua rak buku yang berisi literatur penting untuk meningkatkan kapabilitas perempuan, berdasarkan materi pelatihan. Para visitor sangat antusias dan berencana untuk menghibahkan buku-buku seputar agribisnis dan pertanian, yang sesuai dengan potensi sumber daya alam lokal Desa Kebonagung.
Tempat terakhir yang dikunjungi oleh tim visitor adalah rumah produksi, yang merupakan lokasi kegiatan produksi produk peserta Sekolah Srikandi. Di sini, peserta yang juga merupakan anggota komunitas Desa Prima dan Kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) berkolaborasi dalam pembuatan kue pie pisang dan donat kelapa. Melihat semangat dan kerja sama yang ditunjukkan, tim visitor tampak senang dan mengapresiasi inisiatif ini sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi berkelanjutan.
Acara kunjungan ditutup dengan makan siang bersama Direktur Belmawa, yang dihadiri Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY dan dosen pendamping, serta Pak Carik dan Bhabinkamtibmas sebagai perwakilan dari perangkat desa. Momen ini menjadi kesempatan yang berharga untuk berbagi pengalaman dan memperkuat jaringan dukungan bagi keberlanjutan program.
Kepuasan terlihat jelas di wajah tim visitor, yang merasa bangga dengan hasil dari Program Sekolah Srikandi dan berkomitmen untuk mendukung kelanjutan inisiatif ini. Dengan usaha dan kerja keras dari tim pelaksana, dosen pendamping, ormawa, peserta, dan mitra yang berkolaborasi dalam mensukseskan program ini, BEM Fisipol UMY bersama 4 tim lainnya dari UMY dan 155 tim lainnya dari seluruh universitas yang ada di Indonesia dinyatakan lolos dalam mengikuti acara Abdidaya Ormawa 2024 di Bali pada tanggal 7-9 November mendatang. Abdidaya Ormawa 2024 merupakan program apresiasi dari Kemendikbud kepada ormawa, dosen, dan mitra desa di seluruh Indonesia dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat desa.
Melalui program-program seperti Sekolah Srikandi, UMY berkomitmen untuk terus memberdayakan perempuan dan memperkuat kemandirian ekonomi di masyarakat, menjadikan Desa Kebonagung sebagai contoh nyata pemberdayaan berbasis komunitas perempuan. (SN/FU).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H