Lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar yang inovatif ini memang masih memiliki tantangan, namun juga sekaligus mampu menawarkan solusi dalam permasalahan pemerataan pendidikan di Indonesia.
AKTIF
Berorientasi pada aksi dan berperan secara aktif melibatkan diri dalam kegiatan pemerataan pendidikan di Indonesia merupakan salah satu sikap nyata yang dapat dikontribusikan. Kontribusi ini dapat berupa tenaga maupun ide atau gagasan.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020), terlibat aktif terlihat dari indikator: terlibat langsung dalam setiap kegiatan untuk mendukung visi dan misi kementerian, memberikan dukungan kepada rekan kerja, peduli dengan aktivitas sekitar, dan tidak bersifat pasif.
Dari indikator tersebut, contoh sederhana dari terlibat aktif ialah dengan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan seperti Kampus Mengajar, mengikuti pelatihan talenta digital, maupun mengikuti kegiatan sukarelawan yang berkenaan dengan isu pemerataan pendidikan di Indonesia secara inisiatif.
PEDULI
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, salah satu poin pada rumusan sikap yang harus dimiliki ialah bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Dengan berasaskan gotong royong, segala upaya dan kontribusi yang dilaksanakan mengandung rasa kepedulian dan empati akan lebih terasa kebermanfaatannya bagi diri sendiri maupun masyarakat.
Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2022 yang bertemakan “Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar”, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim juga menyampaikan kisah semangat gotong royong dan Merdeka Belajar sebagai sebuah gerakan milik bersama (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2022).
Sikap peduli dan gotong-royong menunjang dua dari empat agenda prioritas utama bidang pendidikan dalam dalam Presidensi G20, yakni: Kualitas Pendidikan untuk Semua (Universal Quality Education) serta Solidaritas dan Kemitraan (Solidarity and Partnership) (Oudri dan Romanti, 2022).
Menumbuhkan kepedulian dan mempertahankan budaya gotong-royong merupakan karakter dan sikap yang perlu dilestarikan dalam usaha pemerataan pendidikan di Indonesia yang bersifat inklusif dan universal. Mewujudkan pendidikan di mana seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, apa pun latar belakangnya, usianya, maupun keberagaman kebutuhan khusus lainnya mendapatkan kesempatan, fasilitas, serta sistem pendidikan yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhannya.
Dengan sikap “SIAP: Sinergis, Inovatif, Aktif, dan Peduli”, tantangan teknologi dan kualitas pembelajaran dalam upaya pemerataan pendidikan di Indonesia dapat diatasi bersama. Implementasi dari sikap-sikap ini yaitu: mendukung dan berpartisipasi dalam sinergi yang dibangun dalam program-program pemerataan pendidikan yang berkualitas, berinovasi dan solutif dalam menghadapi pemerataan pendidikan yang berdaya saing, berperan aktif dan kontributif dalam kegiatan pemerataan pendidikan yang nyata, serta menumbuhkan sikap kepedulian dan gotong-royong dalam mewujudkan pemerataan pendidikan yang menyeluruh. Dengan pernyataan sikap-sikap tersebut oleh seluruh pihak terkait, maka pemerataan pendidikan di Indonesia dapat mencapai cita-cita merdeka belajar bagi seluruh masyarakat Indonesia.