Mohon tunggu...
Inez Innocentia Rahawarin
Inez Innocentia Rahawarin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sikap "SIAP" dalam Menghadapi Tantangan Pemerataan Pendidikan Indonesia

16 Mei 2022   01:22 Diperbarui: 16 Mei 2022   02:38 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Inez Innocentia Rahawarin

Tantangan yang tengah dihadapi serta menjadi prioritas dalam pemerataan pendidikan di Indonesia saat ini ialah mengenai teknologi dan kualitas pembelajaran.  Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim (2021), teknologi harus dimanfaatkan secara tepat sasaran dan cakap, serta dapat secara langsung mengatasi tantangan yang ada dalam sistem pendidikan yang meliputi kualitas pembelajaran dan akses terhadap pendidikan berkualitas (dikutip dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021).

Pemanfaatan teknologi yang terdistribusi secara tepat sasaran mampu menciptakan pembelajaran berkualitas yang sejalan dengan kurikulum merdeka belajar, serta menciptakan ekosistem pendidikan yang adil dan dinamis bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam mewujudkannya, pernyataan sikap oleh seluruh pihak menjadi faktor pendukung atas segala usaha dan kontribusi ini. Dengan menumbuhkan sikap “SIAP: Sinergis, Inovatif, Aktif, dan Peduli”, maka pemerataan pendidikan mampu direalisasikan sehingga terwujud gerbang awal menuju cita-cita merdeka belajar.

SINERGIS

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020 - 2024 (2020), kebijakan dan strategi Kemendikbudristek dilaksanakan melalui sinergi antara Kemendikbudristek dengan kementerian atau lembaga terkait beserta dengan pemerintah daerah dan masyarakat. Salah satu kebijakan ini ialah Kebijakan Merdeka Belajar yang memiliki cita-cita untuk menghadirkan pendidikan berkualitas tinggi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kebijakan Merdeka Belajar dicirikan dengan angka partisipasi yang tinggi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, yakni: keluarga, pengajar, institusi pendidikan, dunia usaha atau industri, serta elemen masyarakat dan budaya.

Berfokus pada peningkatan infrastruktur serta pemanfaatan teknologi dalam pengoptimalannya, Kemendikbudristek bersinergi bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam pembangunan infrastruktur transformasi digital serta pelatihan talenta digital yang melibatkan masyarakat dengan jumlah yang besar dan menjangkau seluruh tanah air. Maka dari itu, partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan dalam mendukung pemerataan pendidikan di Indonesia.

Beberapa implementasi sinergisitas antara Kemendikbudristek bersama Kemenkominfo yang melibatkan masyarakat ialah melalui program Kampus Merdeka dan Beasiswa Talenta Digital (Digital Talent Scholarship) - Talent Scouting Academy (Hendayana, 2021), serta melalui persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk meningkatkan layanan pemanfaatan koneksi internet di daerah tertinggal dalam program kerja BAKTI Kominfo (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2022). Tentunya dengan menjaga dan mendukung sinergitas ini, pemerataan pendidikan akan terakselerasi serta terus berkembang secara berkelanjutan.

INOVATIF

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam (2020), dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa inovasi dan kreativitas menjadi kata kunci penting untuk memastikan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan (dikutip dari Ditjen Dikti, 2020). Pelaksanaan pemerataan pendidikan yang mengedepankan inovasi atau daya cipta bertujuan untuk mencapai kemajuan dan meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia secara menyeluruh. Indikator dari penggunaan pendekatan inovatif dapat ditinjau dari pola pikir, produktivitas, konstruktif, problem-solving, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, metode pembelajaran yang bervariasi, serta kebermanfaatannya bagi masyarakat.

Tantangan inovasi yang masih dihadapi saat ini ialah pemerataaan akses dan konektivitas teknologi digital di seluruh Indonesia. Salah satu solusi atas permasalahan ini ialah dengan mengimplementasikan pembelajaran yang inovatif dan dinamis yakni Kurikulum Merdeka Belajar. Dengan kultur pendidikan ini, pelaksanaan pendidikan bisa menjadi lebih fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Masyarakat juga dapat turut berkontribusi dalam memberikan gagasan inovasinya melalui program-program yang diadakan misalnya seperti: Penelitian/Riset, Proyek Kemanusiaan, Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik, dan lainnya.

Lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar yang inovatif ini memang masih memiliki tantangan, namun juga sekaligus mampu menawarkan solusi dalam permasalahan pemerataan pendidikan di Indonesia.

AKTIF

Berorientasi pada aksi dan berperan secara aktif melibatkan diri dalam kegiatan pemerataan pendidikan di Indonesia merupakan salah satu sikap nyata yang dapat dikontribusikan. Kontribusi ini dapat berupa tenaga maupun ide atau gagasan.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020), terlibat aktif terlihat dari indikator: terlibat langsung dalam setiap kegiatan untuk mendukung visi dan misi kementerian, memberikan dukungan kepada rekan kerja, peduli dengan aktivitas sekitar, dan tidak bersifat pasif.

Dari indikator tersebut, contoh sederhana dari terlibat aktif ialah dengan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan seperti Kampus Mengajar, mengikuti pelatihan talenta digital, maupun mengikuti kegiatan sukarelawan yang berkenaan dengan isu pemerataan pendidikan di Indonesia secara inisiatif.

PEDULI

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, salah satu poin pada rumusan sikap yang harus dimiliki ialah bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.  Dengan berasaskan gotong royong, segala upaya dan kontribusi yang dilaksanakan mengandung rasa kepedulian dan empati akan lebih terasa kebermanfaatannya bagi diri sendiri maupun masyarakat.

Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2022 yang bertemakan “Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar”, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim juga menyampaikan kisah semangat gotong royong dan Merdeka Belajar sebagai sebuah gerakan milik bersama (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2022).

Sikap peduli dan gotong-royong menunjang dua dari empat agenda prioritas utama bidang pendidikan dalam dalam Presidensi G20, yakni: Kualitas Pendidikan untuk Semua (Universal Quality Education) serta Solidaritas dan Kemitraan (Solidarity and Partnership) (Oudri dan Romanti, 2022).

Menumbuhkan kepedulian dan mempertahankan budaya gotong-royong merupakan karakter dan sikap yang perlu dilestarikan dalam usaha pemerataan pendidikan di Indonesia yang bersifat inklusif dan universal. Mewujudkan pendidikan di mana seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, apa pun latar belakangnya, usianya, maupun keberagaman kebutuhan khusus lainnya mendapatkan kesempatan, fasilitas, serta sistem pendidikan yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhannya.

Dengan sikap “SIAP: Sinergis, Inovatif, Aktif, dan Peduli”, tantangan teknologi dan kualitas pembelajaran dalam upaya pemerataan pendidikan di Indonesia dapat diatasi bersama. Implementasi dari sikap-sikap ini yaitu: mendukung dan berpartisipasi dalam sinergi yang dibangun dalam program-program pemerataan pendidikan yang berkualitas, berinovasi dan solutif dalam menghadapi pemerataan pendidikan yang berdaya saing, berperan aktif dan kontributif dalam kegiatan pemerataan pendidikan yang nyata, serta menumbuhkan sikap kepedulian dan gotong-royong dalam mewujudkan pemerataan pendidikan yang menyeluruh. Dengan pernyataan sikap-sikap tersebut oleh seluruh pihak terkait, maka pemerataan pendidikan di Indonesia dapat mencapai cita-cita merdeka belajar bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Jakarta, Mei 2022

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun